Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari jumlah uang yang kita miliki adalah melalui Investasi. Ada banyak jenis investasi yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan keuntungan. Semakin besar modal yang ditanamkan maka tentu akan semakin besar keuntungan yang kita dapatkan.
Tapi mohon dicatat bahwa Investasi juga bisa saja mengalami kerugian. Perlu proses untuk mempelajari sebuah Investasi apakah akan menghasilkan keuntungan atau justru akan mengalami kerugian.
Menghitung Hasil Investasi Dengan Metode Bunga Berbunga
Jika membahas keuntungan dari sebuah Investasi maka kita perlu untuk mengetahui bagaimana cara menghitung bunga. Dalam investasi ada 2 unsur yang akan dikembalikan kepada kita sebagai Investor. Unsur pertama adalah pokok simpanan dan unsur yang kedua adalah bunga. Bunga inilah yang merupakan pendapatan bagi kita sebagai Investor sesuai dengan persentase bunga yang ditentukan.
Perhitungan bunga dalam konsep pinjaman biasanya ada 2 jenis yaitu bunga tunggal serta bunga majemuk. Bunga majemuk ini sering juga disebut dengan konsep bunga berbunga. Bunga berbunga ini merupakan jenis suku bunga pinjaman yang memang lebih memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan bunga tunggal.
Selanjutnya dalam artikel ini kita akan bahas bagaimana cara menghitung hasil investasi jika proses yang digunakan menggunakan jenis bunga berbunga atau bunga majemuk.
Apa Itu Metode Bunga Berbunga ?
Bunga berbunga adalah satu dari dua jenis perhitungan yang memang sering digunakan pada jenis simpanan atau investasi. Bunga berbunga adalah perhitungan bunga yang akan menambahkan hasil perhitungan pada pokok bulan selanjutnya.
Pada bunga berbunga jumlah bunga akan terus naik setiap bulan. Kenaikan bunga tersebut disebabkan oleh jumlah bunga yang ditambahkan pada jumlah pokok bulan berikutnya.
Misalnya kita menyimpan uang 1 juta dengan bunga 2% maka jumlah bunga untuk bulan pertama adalah sebesar 20.000. Menariknya adalah pada jenis bunga berbunga jumlah pokok untuk bulan ke-2 bukanlah 1 juta melainkan 1.020.000.
Angka 1.020.000 tersebut merupakan pokok pinjaman awal sebesar 1 juta ditambah dengan bunga bulan pertama yaitu sebesar 20.000. Inilah konsep yang digunakan pada bunga berbunga dan memang hasilnya cukup besar dibandingkan dengan bunga tunggal.
Menghitung Hasil Investasi Dengan Bunga Berbunga
Sekarang mari kita bahas bagaimana cara menghitung hasil investasi dengan menggunakan metode bunga berbunga. Hasil Investasi tentu adalah bunga yang akan didapatkan setelah jangka waktu yang dipilih selesai dilewati.
Untuk contoh misalnya : Giandra menanamkan uangnya sebesar 1.000.000 pada sebuah Investasi dengan bunga 0,5% per bulan atau 6% per tahun. Bunga yang digunakan pada investasi tersebut adalah bunga berbunga. Jika Giandra memilih jangka waktu 1 tahun maka berapakah keuntungan yang akan didapatkan oleh Giandra ?
Keuntungan yang didapatkan tentu adalah bunga dan perhitungan bunga untuk periode akhir atau setelah 1 tahun adalah sebagai berikut :
B = P x ((1+i)^n-1)
B = 1.000.000 x ((1+6%)^1-1)
B = 1.000.000 x ((1+0,06)^1-1)
B = 1.000.000 x ((1,06)^1-1)
B = 1.000.000 x (1,06 - 1)
B = 1.000.000 x 0,06
B = 60.000
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa hasil investasi yang akan didapatkan oleh Giandra adalah sebesar 60.000. Memang jika investasi dihitung untuk 1 tahun maka perhitungannya terlihat sangat mudah. Karena pada perhitungan ini asumsinya adalah bunga akan dihitung dan diberikan setelah 1 tahun saja secara sekaligus.
Selanjutnya untuk perhitungan modal akhir atau nilai investasi setelah 1 tahun adalah sebagai berikut :
A = P x (1+i)^n
A = 1.000.000 x (1+6%)^1
A = 1.000.000 x (1+0,06)^1
A = 1.000.000 x (1,06)^1
A = 1.000.000 x 1,06
A = 1.060.000
Dari kedua perhitungan diatas terlihat bahwa setelah 1 tahun maka Giandra akan mendapatkan uang sebesar 1.060.000 yang merupakan pokok serta bunga dari hasil investasi.
Perhitungan investasi diatas berbeda jumlahnya jika akan dihitung dengan cara bulanan. Karena pada cara ini bunga akan dibayarkan secara langsung setiap bulan. Adapun perhitungan bunga bulanan pada investasi tersebut adalah sebagai berikut :
B = P x ((1+i)^n-1)
B = 1.000.000 x ((1+6%/12)^12-1)
B = 1.000.000 x ((1+0,005)^12-1)
B = 1.000.000 x ((1,005)^12-1)
B = 1.000.000 x (1,0616778118645 - 1)
B = 1.000.000 x 0,0616778118645
B = 61.677,81
Sedangkan perhitungan modal akhir jika Investasi dilakukan bulanan adalah sebagai berikut :
A = P x (1+i)^n
A = 1.000.000 x (1+6%/12)^12
A = 1.000.000 x (1+0,005)^12
A = 1.000.000 x (1,005)^12
A = 1.000.000 x 1,0616778118645
A = 1.061.677,81
Jika memang investasi akan dihitung setiap bulan maka secara otomatis bunga juga akan ditambahkan kedalam pokok setiap bulan. Ini artinya keuntungan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan dihitung 1 tahun saja. Karena keuntungan bunga berbunga akan didapatkan lebih besar dari kelipatan jumlah bunga.
Urutan pendapatan bunga serta jumlah pokok yang didapatkan jika dihitung bulanan akan terlihat seperti pada tabel berikut ini :
Seperti yang terlihat dari tabel diatas bahwa bunga akan terus ditambahkan pada pokok untuk perhitungan jumlah bunga bulan selanjutnya. Setelah 1 tahun maka jumlah yang akan didapatkan memang akan sama persis dengan perhitungan yang sudah kita lakukan diatas.
Penutup
Pada dasarnya tidak semua investasi menggunakan jenis suku bunga berbunga atau bunga majemuk. Inilah pentingnya kita mengetahui Investasi yang akan kita ambil menggunakan jenis bunga apa.
Jika menggunakan jenis bunga berbunga atau bunga majemuk maka proses serta urutan perhitungannya akan sama seperti yang sudah dijelaskan diatas. Semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.