Bunga Tunggal : Definisi, Manfaat, Rumus, Contoh dan Cara Perhitungan

Dalam Matematika pada perhitungan bunga dibagi kedalam 2 jenis yaitu bunga tunggal serta bunga majemuk. Secara umum kedua jenis perhitungan bunga tersebut memang sama saja yaitu akan mengalikan jumlah pokok bunga. Perhitungan bunga tunggal ini termasuk kedalam jenis perhitungan bunga yang sangat mudah. Bahkan rasanya sebagian besar dari kita sudah mengetahui bagaimana cara menghitung bunga tunggal tersebut.

Hanya saja memang kadang kita tidak menyadari bahwa pola perhitungan yang digunakan tersebut merupakan konsep yang digunakan pada perhitungan bunga tunggal.

Definisi, Manfaat, Rumus dan Contoh Perhitungan Bunga Tunggal

Ada beberapa hal yang perlu diketahui jika akan menghitung bunga tunggal. Ini penting untuk diketahui dan salah satu tujuannya adalah supaya proses perhitungan dengan menggunakan bunga tunggal ini tidak tertukar rumusnya dengan jenis perhitungan bunga yang lain.

Untuk itu dalam artikel ini kita akan bahas bagaimana cara menghitung bunga tunggal dan juga kita akan bahas segala hal terkait dengan bunga tunggal mulai dari definisi sampai dengan manfaat menggunakan jenis perhitungan bunga ini. 

Definisi Bunga Tunggal

Dilansir dari accurate.id bunga tunggal adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman atau dari pihak bank kepada Nasabahnya. Bunga tunggal lini tidak terbatas hanya pinjaman dana saja melainkan juga biasanya berlaku untuk tabungan di Bank sesuai dengan metode yang digunakan oleh masing - masing bank.

Menghitung Bunga Tunggal

Bunga tunggal ini memang tidak termasuk kedalam jenis suku bunga pinjaman yang sudah kita bahas sebelumnya. Jenis suku bunga pinjaman Bank yang terdiri dari bunga fixed, bunga tetap, bunga efektif, bunga anuitas dan bunga floating memang hanya digunakan pada jenis pinjaman dana saja. Sedangkan untuk jenis bunga tunggal tidak hanya digunakan pada pinjaman saja tapi digunakan juga pada tabungan, deposito dan lain -lain.

Dengan kata lain jika kita mengajukan pinjaman maka ada beberapa jenis suku bunga yang akan digunakan yaitu mulai dari Anuitas, Fixed sampai dengan Efektif. Tapi jika kita akan menyimpan dana di Bank suku bunga yang digunakan adalah suku bunga tunggal.

Pada dasarnya bunga tunggal ini akan didapatkan pada setiap akhir dari jangka waktu yang telah disepakati. Bunga yang dihitung pada metode ini akan menggunakan pokok yang tetap. Maksudnya jumlah pokok tetap tidak akan berubah karena bunga akan dipisahkan setiap periode. Inilah salah satu beda antara bunga tunggal dengan bunga majemuk. Karena pada bunga majemuk jumlah bunga setiap periode akan ditambahkan secara langsung setiap periode pada jumlah pokok secara rutin.

Ini artinya pada bunga tetap jumlah hasil perhitungan akan selalu tetap karena persentase yang selalu tetap serta jumlah pokok yang juga akan selalu tetap setiap periode.

Tapi secara khusus untuk perhitungan bunga tabungan Bank memang kan dibagi kedalam beberapa jenis. Masing - masing jenis tetap akan menggunakan sistem bunga tunggal. Tetapi modal awal yang digunakan akan berbeda perhitungan. Inilah yang nantinya akan membedakan jumlah bunga antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya.

Manfaat Mengetahui Perhitungan Bunga

Dalam prosesnya secara khusus untuk perhitungan bunga tunggal ini memiliki banyak manfaatnya. Secara spesifik kita bisa mendapatkan manfaat tersebut terutama jika sudah memahami perhitungan bunga tunggal. Berikut ini adalah beberapa manfaat diantaranya :

1. Lebih Cerdas Mengatur Keuangan

Jika dihadapkan pada beberapa pilihan pada pengaturan keuangan maka kita harus melakukan analisa terlebih dahulu. Analis tersebut tentu bertujuan agar kita bisa memilih jalan mana yang akan mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Dengan mengetahui cara perhitungan bunga maka kita akan bisa mengetahui lebih awal cara mendapatkan jumlah yang lebih besar. Meskipun memang ini sifatnya hanya analisa saja dan dalam prosesnya tidak akan sepenuhnya analisa tersebut sama persis dengan hasil yang didapatkan.

2. Mengetahui Hasil Investasi Yang Akan Didapatkan

Investasi yang menguntungkan merupakan keinginan setiap Investor dalam menanamkan uangnya pada sebuah lembaga keuangan. Unsur yang dihitung pada sebuah Investasi umumnya hanya ada 2 saja yaitu pokok dengan bunga. Jumlah pokok tentu akan selalu tetap setiap periode karena pokok inilah yang merupakan modal awal dari sebu Investasi yang dilakukan.

Unsur kedua yaitu bunga yang akan menentukan berapa jumlah akhir dari sebuah Investasi yang akan didapatkan. Dengan perhitungan bunga dan pokok tersebut kita bisa membuat simulasi terkait dengan jumlah modal awal serta hasil akhir yang akan didapatkan. 

3. Lebih Mudah Menentukan Investasi Mana Yang Lebih Menguntungkan

Jika sudah mengetahui berapa jumlah bunga serta pokok yang akan didapatkan pada hasil akhir dari sebuah Investasi maka tentu kita bisa dengan mudah menentukan pilihan. Pilihan yang dimaksud adalah Investasi mana yang akan diambil sesuai dengan modal awal yang dimiliki.

Tapi ingat, pada sebuah Investasi pada lembaga keuangan manapun semakin besar keuntungan maka kemungkinan resiko yang bisa didapatkan juga akan semakin besar. Untuk itu penting juga melakukan riset terhadap resiko apa saja yang bisa dihadapi pada jenis Investasi yang akan kita pilih.

4. Mengetahui Jumlah Pokok Target Simpanan Tertentu

Jumlah yang didapatkan pada sebuah Investasi tentu jumlah awal dan akhir akan berbeda. Perbedaan tersebut bisa didapatkan dengan beberapa unsur yang berpengaruh. Satu diantaranya bahkan yang paling menentukan adalah jumlah bunga.

Dengan mengetahui bagaimana cara menghitung bunga maka kita bisa menentukan berapa jumlah Investasi awal atau modal awal jika ingin mendapatkan uang dalam jumlah tertentu pada masa atau waktu yang juga kita tentukan di masa yang akan datang. Dalam keuangan memang konsep ini lebih mudah dihitung dengan menggunakan FV atau Future Value dan PV atau Present Value. Tapi ingat, pada PV serta FV tersebut salah satu unsur perhitungan yang digunakan adalah bunga.

5. Mengetahui Jenis Perhitungan dan Perbedaannya

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa perhitungan suku bunga ini dibagi kedalam beberapa jenis. Tentu perhitungan tersebut memiliki urutan dan proses yang berbeda - beda. Masing - masing perhitungan akan memiliki perbedaan yang cukup jauh. Sehingga perbedaan tersebut juga akan berpengaruh terhadap hasil akhir.

Misalnya bunga tunggal akan menghasilkan jumlah yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bunga majemuk. Jika akan melakukan Investasi kita harus mengetahui apa saja beda antara bunga tunggal dengan bunga majemuk tersebut.

Contoh lain misalnya pada bunga pinjaman jenis suku bunga Anuitas cicilan akan selalu tetap sedangkan pada jenis suku bunga Efektif akan terus menurun setiap periode. Konsep ini perlu diketahui untuk menyesuaikan kondisi keuangan dengan kewajiban yang harus diselesaikan selama jangka waktu pinjaman yang telah disepakati.  

6. Menyadari Pentingnya Investasi Untuk Masa Depan

Jika diamati dengan teliti tentu kita harusnya mengetahui bahwa nilai mata uang sekarang dengan masa yang akan datang akan mengalami penurunan. Salah satu cara untuk menjaga penurunan pada nilai mata uang tersebut adalah dengan melakukan Investasi. Karena Investasi memiliki keuntungan dalam bentuk bunga di masa yang akan datang dan bunga inilah yang akan menaikkan pokok yang kita miliki dengan kenaikan nilai mata uang uang di masa yang akan datang.

Metode dan Rumus Perhitungan Bunga Tunggal

Secara umum perhitungan bunga tunggal ini dibagi kedalam dua jenis yaitu setoran tunggal dan setoran berulang. Perbedaan pada kedua jenis bunga tunggal tersebut ada pada jumlah setoran yang dilakukan.

Jika setoran yang dilakukan oleh Nasabah dilakukan hanya satu kali saja maka ini disebut dengan setoran tunggal. Sedangkan jika setoran dilakukan secara berulang kali atau lebih dari satu kali maka ini disebut dengan setoran berulang.

Rumus Menghitung Bunga Tunggal

Rumus yang digunakan pada dua jenis perhitungan bunga tunggal ini tentu berbeda - beda. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu termasuk konsep serta metode perhitungan yang digunakan.

1. Rumus Bunga Setoran Tunggal

Bunga setoran tunggal adalah jenis bunga yang dihitung dengan satu kali setoran saja. Setoran tersebut hanya akan dilakukan pada awal periode saja. Selanjutnya setoran tersebut akan dikalikan dengan bunga selama jangka waktu yang telah ditentukan.

Contoh mudah dari jenis bunga dengan setoran tunggal adalah deposito atau obligasi. Deposito ini hanya akan disetorkan satu kali saja kemudian setoran tersebut akan dikalikan dengan bunga tunggal dalam bentuk persentase yang besarnya sudah ditentukan pada awal periode.

Selanjutnya rumus bunga dengan setoran tunggal ini dibagi kedalam 3 jenis yaitu menghitung suku bunga, menghitung jumlah bunga dan menghitung modal akhir.

  • Rumus Menghitung Persentase Suku Bunga

    Rumus pertama ini digunakan jika kita akan menghitung berapa persen suku bunga yang diberikan baik pada Investasi, tabungan atau pinjaman. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase suku bunga adalah sebagai berikut :

    Suku Bunga = (Jumlah Bunga / Pinjaman Awal) x 100%

    Jumlah Bunga adalah jumlah bunga yang diterima selama periode yang ditentukan. Sedangkan Pinjaman awal atau pokok simpanan awal adalah pokok pinjaman yang disetorkan atau diterima pada awal periode.

  • Rumus Menghitung Jumlah Bunga

    Selanjutnya rumus kedua adalah untuk menghitung jumlah bunga yang akan didapatkan. Rumus ini digunakan jika kita ingin mengetahui berapa jumlah bunga yang akan kita dapatkan dari hasil tabungan atau investasi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

    B = ( M x i x t )

    B adalah jumlah bunga yang akan kita hitung, M adalah modal awal atau simpanan pokok atau bisa juga investasi yang dibayarkan pada awal periode. Selanjutnya i adalah persentase suku bunga yang sudah ditetapkan. Sedangkan t adalah jangka waktu yang digunakan.

  • Rumus Menghitung Modal Akhir

    Rumus terakhir adalah untuk menghitung modal akhir yang akan didapatkan sesuai dengan jangka waktu. Modal akhir ini merupakan modal awal yang sudah ditambahkan dengan jumlah bunga. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Mo = M + (( M x i ) x t)

    Mo adalah modal akhir yang akan kita hitung kemudian M adalah modal awal yang ditambahkan pada investasi atau tabungan sedangkan i adalah suku bunga yang digunakan.

Masing - masing rumus pada suku bunga tunggal diatas bisa digunakan sesuai dengan unsur yang akan dihitung. Misalnya yang akan dihitung adalah jumlah bunga maka ada beberapa data yang diperlukan yaitu jumlah pokok atau setoran serta persentase suku bunga yang diberikan.

2. Rumus Bunga Setoran Berulang

Rumus bunga tunggal yang kedua adalah setoran berulang. Berbeda dengan jenis pertama, pada jenis kedua ini setoran akan dilakukan berulang kali sehingga proses perhitungan bunga juga akan berbeda.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung bunga tunggal dengan setoran berulang adalah sebagai berikut :

Mn=1/2n(nb+b)+2)A

  • Mn : nominal uang yang dihitung setelah periode tertentu
  • n : periode atau jangka waktu
  • nb : bunga per bulan
  • b : bunga per tahun 
  • A : pokok setoran per bulan

Jumlah setoran pada jenis bunga yang kedua ini akan dibayarkan secara rutin dengan jumlah yang sama. Untuk mudahnya konsep ini akan mirip dengan konsep pembayaran cicilan. Hanya saja yang dibayarkan adalah pokok saja tidak termasuk bunga. Contoh lain misalnya setoran tersebut di asumsikan sebagai tabungan tetapi dengan jumlah yang sama setiap bulan.

Konsep cicilan yang digunakan pada rumus ini menggunakan bunga yang selalu tetap. Suku bunga yang selalu tetap tersebut akan digunakan sebagai dasar perhitungan yang digunakan untuk target tabungan masa yang akan datang. Jadi, jangan bayangkan perhitungan ini mirip dengan konsep suku bunga Efektif atau suku bunga Anuitas.

Contoh Perhitungan Bunga Tunggal

Supaya lebih mudah memahami beda antara bunga tunggal dengan bunga majemuk mari kita bahas contoh perhitungan pada bunga tunggal. Contoh ini akan kita bagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan rumus yang sudah dijelaskan diatas. Tentu proses perhitungan pada bunga ini akan sangat berbeda dengan perhitungan bunga majemuk yang sudah kita bahas sebelumnya.

1. Contoh Perhitungan Bunga Tunggal Dengan Setoran Tunggal

Contoh pertama kita akan menghitung bunga tunggal yang digunakan pada setoran tunggal. Mohon dicatat bahwa pada contoh ini setoran hanya akan dilakukan satu kali saja yaitu pada awal periode saja.

Untuk contoh misalnya : Bapak A menyetorkan uang sebesar 1.000.000 kepada Bank X sebagai simpanan. Bunga yang diberikan oleh pihak Bank adalah sebesar 6% per tahun.  Jika Bapak A menyimpan uang tersebut dengan jangka waktu 2 tahun maka perhitungan modal akhir untuk Bapak A adalah sebagai berikut :

Diketahui :

  • M = 1.000.000
  • i = 6% per tahun
  • t = 2 tahun

Berdasarkan data tersebut maka perhitungan modal akhir atau jumlah uang Bapak A pada akhir tahun ke-2 atau setelah 2 tahun adalah sebagai berikut :

Mo = M + ((M x i) x t)

Mo = 1.000.000 + ((1.000.000 x (6%/12))  x ( 2 x 12))

Mo = 1.000.000+((1.000.000 x 0,5) x 24)

Mo = 1.000.000 +( 5.000 x 24)

Mo = 1.000.000 + 120.000

Mo = 1.120.000

Ini artinya jumlah uang yang akan didapatkan oleh Bapak A setelah 2 tahun adalah sebesar 1.120.000. Jumlah tersebut merupakan simpanan pokok awal yang sudah ditambahkan dengan bunga selama 24 bulan atau 2 tahun.

Supaya lebih mudah dari mana asal jumlah tersebut sesuai dengan jangka waktu yang diberikan silahkan perhatikan tabel berikut ini :

Tabel Bunga Tunggal Setoran Tunggal 

Dari tabel diatas terlihat bahwa bunga akan dihitung secara tetap berdasarkan pokok pinjaman awal. Sehingga jumlahnya tentu saja akan selalu sama setiap bulan. Khusus untuk persentase bunga akan dihitung bulanan karena pada contoh ini 6% adalah bunga untuk 1 tahun.

Selanjutnya masih berdasarkan contoh diatas kita hanya akan menghitung jumlah bunganya saja. Adapun urutan perhitungan bunga sesuai dengan data diatas adalah sebagai berikut :

B = m x i x t

B = 1.000.000 x ((6%/12) x (2 x 12))

B = 1.000.000 x  ( 0,005 x 24 )

B = 1.000.000 x 0,12

B = 120.000

Perhitungan bunga diatas adalah bunga untuk 2 tahun. Sedangkan jika yang akan dihitung adalah bunga untuk 1 bulan maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

B = m x i

B = 1.000.000 x ((6%/12)

B = 1.000.000 x 0,005

B = 1.000.000 x 0,12

B = 5.000

Selanjutnya pada contoh diatas yang dihitung adalah bunga serta jumlah modal akhir berdasarkan simpanan tunggal. Contoh berikutnya kita akan menghitung persentase bunga berdasarkan data simpanan atau pinjaman yang sudah kita ketahui. Tentu metode yang digunakan pada perhitungan ini adalah bunga tunggal.    

Untuk contoh kedua misalnya : Bapak A menyetorkan uang sebesar 1.000.000 kepada Bank X sebagai simpanan. Bapak A menyimpan uang tersebut dengan jangka waktu 2 tahun. Setelah 2 tahun jumlah uang Bapak A menjadi 1.350.000 dan berapakah persentase bunga yang diberikan pada Bapak A ?

Diketahui :

  • M : 1.000.000
  • t : 2 Tahun ( 24 Bulan )
  • Mo : 1.350.000

Berdasarkan data tersebut maka perhitungan suku bunga yang diberikan kepada Bapak A adalah sebagai berikut :

i = ((1.350.500 - 1.000.000)/1.000.000) x 100%

i = (350.000 / 1.000.000) x 100%

i = 0,35 x 100%

i = 35%

Dari perhitungan tersebut bunga yang diberikan kepada Bapak A adalah 35%. Angka persentase tersebut merupakan persentase untuk keseluruhan jangka waktu. Artinya bunga yang didapatkan adalah 35% untuk 2 tahun. Jika akan mencari persentase suku bunga untuk 1 tahun maka tinggal dibagi dengan 12 yaitu 17,5%. Selanjutnya jika bunga yang akan dicari adalah untuk 1 bulan maka silahkan bagi dengan 24 yaitu 1,46%.

Dengan demikian hasil perhitungan suku bunga yang didapatkan oleh Bapak A sesuai dengan data diatas adalah sebagai berikut :

  • 35% per 2 Tahun
  • 17,5% per Tahun
  • 1,46% per Bulan

Dari contoh ini kita harus memahami konsep perhitungan bunga terkait dengan periode atau jangka waktu. Rumus yang digunakan diatas adalah untuk jangka waktu keseluruhan. Hasilnya harus kembali disesuaikan dengan jangka waktu atau periode yang dibutuhkan.

2. Contoh Perhitungan Bunga Tunggal Dengan Setoran Berulang

Jika pada contoh pertama kita sudah menghitung bunga dengan menggunakan jenis bunga tunggal maka contoh kedua kita akan menghitung dengan jenis bunga tunggal juga tetapi setoran yang berulang. Simpelnya setoran pada cara kedua ini akan dilakukan secara rutin setiap periode misalnya sebulan sekali, setahun sekali dan lain - lain.

Untuk contoh misalnya : Bapak A menyetorkan uang ke Bank X setiap tanggal 1 sebesar 1.000.000. Bank X memberikan suku bunga sebesar 6% per tahun untuk setiap setoran. Jika Bapak A rutin menyetor uang tersebut ke Bank maka berapakah jumlah uang Bapak A selama 2 tahun ?

Berdasarkan contoh tersebut diketahui :

  • A = 1.000.000
  • b = 6% per Tahun
  • nb = 2 Tahun

Urutan perhitungan untuk jumlah uang yang akan didapatkan Bapak A setelah 2 Tahun adalah sebagai berikut :

Mn =1/2n(nb+b)+2)A

Mn = (1/2x24((24x(6%/12)+(6%/12))+2))x1.000.000

Mn = (12x((24x0,005+0,005)+2))x1.000.000

Mn = (12x(0,125+2))x1.000.000

Mn = (12x2,125)x1.000.000

Mn = 25,5 x 1.000.000

Mn = 25.500.000

Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah uang yang akan didapatkan oleh Bapak A setelah 2 Tahun menyimpan uang adalah sebesar 25.500.000. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari simpanan pokok serta tambahan bunga sesuai dengan persentase yang telah diberikan.

Supaya kita bisa lebih mudah memahami dari mana asal saldo akhir yang merupakan gabungan dari simpanan pokok dengan bunga maka silahkan perhatikan tabel berikut ini :

Tabel Bunga Tunggal Setoran Berulang

Silahkan perhatikan tabel diatas, perbedaan yang paling mendasar antara perhitungan bunga tunggal setoran berulang dengan setoran tunggal ada pada perhitungan bunga. Pada perhitungan bunga tunggal setoran berulang bunga akan dihitung sesuai dengan saldo pokok simpanan setiap bulan. Sehingga jumlah bunga akan naik setiap bulan sesuai dengan jumlah setoran yang sudah dilakukan.

Tapi konsep atau rumus perhitungan bunga yang dilakukan tetap sama saja. Bedanya hanya pada jumlah pokok yang dikalikan dengan bunganya saja. Ini akan disesuaikan dengan jumlah setoran. Pada setoran tunggal jumlahnya memang hanya satu kali saja sedangkan pada setoran berulang akan terus naik seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Catatan Penting : Perhitungan suku bunga pada rumus dan jangka waktu harus dilakukan secara beriringan. Jika suku bunga ditetapkan dalam tahunan dan kita akan menghitungnya dalam bentuk bulanan maka suku bunga harus di bagi terlebih dahulu dengan 12. Selain itu jangka waktu juga harus dinyatakan dalam jumlah bulan. Sedangkan jika bunga yang digunakan dalam persen tahunan maka jangka waktu juga harus dihitung dalam angka tahun. 

Contoh Bunga Tunggal Dalam Kehidupan Sehari - Hari

Konsep pada perhitungan bunga tunggal ini cukup sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari. Ada banyak jenis perhitungan yang memanfaatkan rumus bunga tunggal ini. Salah satu alasannya adalah seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa bunga tunggal merupakan jenis yang paling mudah dihitung dibandingkan dengan jenis suku bunga yang lain.

Untuk contoh penggunaan bunga tunggal dalam kehidupan sehari - hari misalnya : Daffi memiliki uang sejumlah 100.000.000. Daffi ingin menyimpan uang tersebut dalam bentuk Deposito. Dari pihak Bank sudah didapatkan informasi bahwa suku bunga yang diberikan oleh Bank adalah sebesar 2% per tahun. Jika Daffi menyimpan uang dalam waktu 5 tahun maka berapa kira - kira uang yang akan didapatkan oleh Daffi ?

Dari contoh tersebut bisa kita simpulkan bahwa setoran hanya akan dilakukan satu kali saja. Sehingga perhitungan bunga Deposito yang akan didapatkan oleh Daffi adalah sebagai berikut :

Mn=M(1+nb/100)

Mn=100.000.000(1+5(2%))

Mn=100.000.000(1+5x0,02)

Mn=100.000.000(1+0,1)

Mn=100.000.000 x 1,1

Mn=110.000.000

Urutan perhitungan diatas menggunakan konsep yang digunakan pada Matematika. Sebenarnya ada perhitungan yang rasanya akan jauh lebih mudah yaitu sebagai berikut :

Mn=100.000.000+(100.000.000x(2%x5))

Mn=100.000.000+(100.000.000x10%)

Mn=100.000.000+10.000.000

Mn=110.000.000

Dari dua perhitungan tersebut silahkan pilih salah satu saja yang sekiranya lebih mudah. Hasilnya uang Daffi setelah ditabung atau disimpan dengan jangka waktu 5 tahun akan bisa didapatkan sebesar 110.000.000. Tambahan pokok simpanan merupakan bunga yang akan dikalikan sesuai dengan persentasenya setiap tahun.

Selanjutnya untuk contoh penggunaan bunga tunggal yang kedua misalnya : Daffi ingin membeli motor baru seharga 30.000.000. Kemudian Daffi mendapatkan informasi dari pihak Bank bahwa jika uang tersebut disimpan maka akan diberikan bunga sebesar 5% per tahun. Jika Daffi memiliki target membeli sepeda motor selama 2 tahun maka berapa kira - kira Daffi harus menabung setiap bulan ?

Silahkan perhatikan secara detail bahwa pada contoh kedua setoran akan dilakukan setiap bulan. Ini artinya perhitungan harus menggunakan suku bunga tunggal dengan setoran berulang. Adapun urutan perhitungan pada contoh kedua adalah sebagai berikut :

Mn =1/2n((nb+b)+2)A

30.000.000 = (1/2x24((24x(5%/12)+(5%/12))+2))xA

30.000.000 = (12x((24x0,0042+0,0042)+2))xA

30.000.000 = (12x(0,105+2))xA

30.000.000 = (12x2,105)xA

30.000.000 = 25,26 x A

A = 30.000.000 / 25,26

A = 1.187.648

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa jika Daffi ingin membeli motor seharga 30.000.000 dan mendapatkan bunga simpanan sebesar 5% per tahun maka Daffi harus menabung setiap bulan di Bank sebesar 1.187.648 selama 2 tahun berturut - turut. Setoran tersebut selain harus rutin jumlahnya juga harus sama setiap bulan. Jika ada setoran yang kurang maka tentu jumlah akhirnya juga akan berkurang dan sebaliknya jika ada setoran yang lebih maka hasil akhirnya juga akan lebih.

Menghitung Bunga Tunggal Dalam Excel

menghitung bunga tunggal dalam Excel memang cukup menarik untuk dibahas. Secara umum konsep perhitungan bunga tunggal dalam Excel juga sama seperti perhitungan dengan cara manual. Hanya saja memang perlu juga dilakukan pengecekan apakah hasilnya sama atau tidak.

Menghitung bunga tunggal dalam Excel bisa dilakukan dengan menggunakan 2 cara. Pertama menggunakan perkalian atau pembagian biasa saja dan cara kedua adalah dengan menggunakan rumus yang sudah disediakan. Penting bagi kita untuk mengetahui rumus apa yang fungsinya memang bisa digunakan untuk menghitung bunga tunggal.

Untuk contoh misalnya data simpanan bunga tunggal yang digunakan dalam Cell Excel adalah sebagai berikut :

  • Simpanan / Cell C3 : 1.000.000
  • Bunga per Tahun / Cell C4 : 6%
  • Jangka Waktu / Cell C5 : 2 Tahun

Jika akan menggunakan rumus perkalian maka perhitungan bunga tunggal dalam Excel adalah sebagai berikut :

=C3+(C3*C4/12*C5*12)

Sedangkan jika akan menggunakan rumus PMT maka perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :

=PMT(C4/12*24;1;-C3)

Dua rumus Excel tersebut digunakan jika perhitungan bunga tunggal termasuk kedalam kategori bunga tunggal setoran tunggal. Jika akan menghitung bunga tunggal setoran berulang maka rumusnya akan berbeda. Selengkapnya tentang rumus Excel untuk menghitung bunga tunggal silahkan kunjungi halaman berikut ini : adhwebsite.com 

Beda Bunga Tunggal Dengan Bung Majemuk

Disadari atau tidak memang jenis bunga majemuk dengan bunga tunggal memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut bisa kita pisahkan berdasarkan beberapa unsur. Untuk detail apa saja beda antara bunga tunggal dengan bunga majemuk mari kita lihat satu persatu berikut ini :

1. Cara Perhitungan

Bunga tunggal dihitung hanya berdasarkan pokoknya saja sedangkan bunga majemuk dihitung berdasarkan jumlah pokok serta bunga pada periode sebelumnya. Berapapun jumlah bunga yang didapatkan pada periode sebelumnya tidak akan berpengaruh terhadap perhitungan bunga jika menggunakan jenis bunga tunggal. Sedangkan pada bunga majemuk kita harus menambahkan bunga tersebut pada pokoknya terlebih dahulu baru kemudian dihitung jumlah bunganya.

2. Jumlah Bunga

Bunga tunggal akan memiliki jumlah yang selalu tetap setiap periode. Karena memang perkalian antara pokok dengan bunga akan selalu menggunakan pokok awal. Sedangkan bunga majemuk akan selalu berubah setiap periode dan akan selalu naik.

Kenaikan jumlah bunga pada jenis bunga majemuk merupakan efek dari penambahan jumlah bunga periode sebelumnya. Kenaikan ini tentu akan mempengaruhi jumlah bunga. Sehingga bunga majemuk dikenal juga dengan sebutan bunga berbunga.

3. Rumus Perhitungan

Bunga tunggal memiliki rumus yang lebih sederhana karena hanya melibatkan pokok serta suku bunganya saja. Sedangkan pada bunga majemuk perhitungan akan sedikit lebih rumit karena menyertakan tambahan bunga dari periode sebelumnya pada periode berjalan.

Ini bisa lebih mudah dipahami dari rumus yang digunakan. Rumus bunga tunggal lebih sederhana jika dibandingkan dengan rumus yang digunakan pada bunga majemuk.

4. Penggunaan

Bunga tunggal lebih sering digunakan untuk perhitungan pinjaman supaya cicilan yang dilakukan setiap periode tetap sama. Sedangkan bunga majemuk lebih sering digunakan pada perhitungan investasi. Tentu tujuannya supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih besar.

Secara khusus untuk jenis cicilan dengan jangka waktu yang pendek biasanya akan menggunakan jenis bunga tunggal. Kecuali untuk pinjaman dengan jangka waktu yang cukup panjang biasanya akan menggunakan jenis suku bunga yang berbeda dengan bunga majemuk atau bunga tunggal.

Penutup

Menghitung bunga tunggal memang relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan menghitung bunga majemuk. Meskipun memang ada rumusnya tersendiri. Konsep yang digunakan pada perhitungan bunga tunggal dibagi kedalam 2 jenis.

Jenis pertama adalah bunga tunggal untuk setoran tunggal dan jenis kedua adalah bunga tunggal untuk setoran berulang. Jika setoran hanya dilakukan satu kali saja maka ini disebut dengan setoran tunggal sedangkan jika setoran dilakukan lebih dari satu kali secara rutin maka disebut dengan setoran berulang.

Silahkan pahami rumus yang sudah dijelaskan diatas dan pastikan sudah menggunakan rumus yang benar sesuai dengan kebutuhan. Itulah pembahasan kita kali ini tentang bunga tunggal dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.

 Ikuti Informasi Terbaru Kami di Google News