Bunga Berbunga : Konsep, Rumus, Contoh dan Cara Perhitungan Lengkap Dengan Tabelnya

Bunga berbunga merupakan istilah yang rasanya sudah pernah kita dengar. Bahkan konsep bunga berbunga ini sering digunakan pada perhitungan simpanan atau investasi. Bunga berbunga atau compound interest ini merupakan satu dari beberapa jenis perhitungan yang memberikan keuntungan cukup besar. keuntungan tersebut didapatkan dari jumlah bunga yang memang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perhitungan bunga yang lain.

Pada artikel sebelumnya khusus tentang cara menghitung bunga simpanan sudah dijelaskan bahwa konsep bunga dibagi kedalam 2 jenis. Pertama adalah bunga tunggal dan kedua adalah bunga majemuk. Lalu, dimana letak bunga berbunga ?

Konsep, Rumus, Contoh dan Cara Menghitung Bunga Berbunga


Salah satu unsur yang cukup ,menarik dari Investasi dibandingkan dengan tabungan biasa adalah pendapatan bunga. Karena bunga pada perhitungan investasi ini akan terus bertumbuh meskipun simpanan yang dilakukan memang hanya satu kali saja. Tumbuhnya investasi tersebut sebab utamanya adalah munculnya pendapatan bunga yang memang terus naik seiring dengan jangka waktu investasi yang dipilih.

Menghitung Bunga Berbunga

Pada investasi tersebutlah biasanya diterapkan konsep bunga berbunga. Sehingga pendapatan serta jumlah bunga akan terus naik sesuai dengan jangka waktunya. Semakin lama jangka waktu yang diambil maka jumlah bunga yang didapatkan akan semakin besar. Memang hampir pada setiap cara menghitung bunga konsepnya akan seperti ini tapi percayalah bahwa konsep bunga berbunga akan mendapatkan jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis bunga tunggal.

Pada jenis perhitungan bunga yang lain konsepnya memang ada yang tetap dan bahkan ada juga yang terus menurun setiap periode. Konsep bunga yang terus menurun misalnya Bunga Anuitas dan Bunga Efektif. Pada kedua jenis suku bunga tersebut jumlah bunga yang didapatkan memang akan terus menurun setiap periode. Tapi pada bunga berbunga justru jumlahnya akan terus naik setiap periode. Padahal persentase suku bunga juga selalu tetap hanya saja memang jumlah bunga akan ditambahkan pada pokok. 


Definisi Bunga Berbunga


Bunga berbunga atau compound interest adalah jenis perhitungan bunga dimana hasilnya akan ditambahkan pada pokok bulan selanjutnya. Pada bunga berbunga jumlah pokok setiap periode akan terus berubah. Unsur perubahan tersebut ada pada bunga. Karena memang pokok bulan selanjutnya pada jenis bunga berbunga adalah jumlah pokok serta bunga.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dasar perhitungan yang digunakan pada bunga adalah pokok simpanan. Dalam prosesnya pokok simpanan ini ada yang hanya menggunakan simpanan awal saja dan ada juga yang menggunakan saldo simpanan pada periode sebelumnya.

Perhitungan bunga yang menggunakan dasar jumlah pokok diawal atau jumlah simpanan awal adalah jenis suku bunga tunggal. Karena jumlah pokok awal atau simpanan awal tidak berubah maka tentu jumlah bunga juga akan terus tetap atau tidak berubah mulai dari awal sampai dengan akhir periode simpanan atau pinjaman.

Selanjutnya jenis suku bunga yang menggunakan saldo akhir untuk perhitungan bunga adalah jenis suku bunga anuitas serta suku bunga efektif. Sehingga pada dua jenis suku bunga ini jumlah bunga akan terus menurun seiring dengan penurunan jumlah pokok.

Dua konsep perhitungan bunga diatas sangat berbeda dengan bunga berbunga. Pada bunga berbunga jumlah pokok akan ditambahkan terlebih dahulu dengan bunga baru kemudian dikalikan dengan persentase suku bunga yang telah ditetapkan. Karena jumlah pokok akan terus naik maka tentu jumlah bunga juga akan terus naik sesuai dengan jumlah pokok yang digunakan sebagai dasar perhitungan.


Konsep dan Rumus Menghitung Bunga Berbunga


Jika jumlah bunga akan ditambahkan kedalam pokok maka konsep yang digunakan untuk perhitungan bunga berbunga secara umum adalah sebagai berikut :

  1. Hitung bunga untuk periode pertama menggunakan persen bunga serta simpanan atau pinjaman awal
  2. Tambahkan simpanan awal dengan hasil perhitungan bunga periode pertama
  3. Kalikan persen bunga dengan pokok awal ditambah dengan bunga periode pertama dan hasilnya adalah bunga periode kedua
  4. Kalikan persen bunga dengan pokok periode kedua ( pokok awal+bunga periode pertama), begitu seterusnya

Dari konsep tersebut maka rumus yang digunakan untuk menghitung bunga berbunga adalah sebagai berikut :

Rumus Bunga Berbunga

  • A = jumlah modal akhir
  • B = jumlah bunga
  • P = Pokok simpanan, pinjaman atau investasi
  • i = tingkat suku bunga
  • n = jangka waktu

Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam persen tahunan sehingga proses perhitungan bisa dibagi kedalam dua jenis. Jenis pertama adalah bunga tahunan dan jenis kedua adalah bunga bulanan. Secara umum kedua jenis perhitungan tersebut tetap sama saja. Bahkan rumus yang digunakan juga tetap sama saja yaitu rumus yang sudah dituliskan diatas. Hanya saja pada persen bunga serta jangka waktu harus dihitung dalam angka bulanan saja.


Cara Perhitungan Bunga Berbunga


Dari rumus bunga berbunga yang sudah dijelaskan diatas bisa kita simpulkan bahwa perhitungan ini dibagi kedalam dua jenis. Pertama adalah perhitungan jumlah bunga dan kedua adalah perhitungan modal akhir. Kedua perhitungan tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan tapi yang jelas data yang digunakan pada kedua perhitungan tersebut adalah pokok simpanan serta persentase suku bunga. 

1. Menghitung Jumlah Bunga

Jumlah bunga adalah hasil perkalian antara pokok simpanan dan bunga bulan sebelumnya dengan persentase suku bunga. Perhitungan ini bisa dipilih untuk setiap periode sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Misalnya kita akan menghitung bunga bulan ke-8 dari keseluruhan jangka waktu selama 12 bulan. Seperti yang sudah dijelaskan diawal bahwa jumlah bunga pada jenis bunga berbunga akan terus naik. Kenaikan ini karena ada penambahan bunga dari perhitungan bulan atau periode sebelumnya.

2. Menghitung Modal Akhir

Modal akhir adalah hasil simpanan atau investasi pada akhir jangka waktu yang dipilih. Modal akhir ini akan terdiri dari 2 unsur yaitu jumlah simpanan serta bunga. Bunga yang ditambahkan pada modal akhir adalah modal yang dihitung untuk keseluruhan jangka waktu.

Dalam prosesnya modal akhir juga bisa dihitung untuk setiap periode. Karena pada prinsipnya modal akhir merupakan jumlah dari simpanan atau investasi awal dengan bunga sampai akhir periode atau sampai bulan tertentu saja yang memang ingin kita hitung.


Contoh Menghitung Bunga Berbunga


Sebelum membahas tentang contoh menghitung bunga berbunga pastikan membaca juga pembahasan tentang bunga majemuk. Karena penghitungan bunga majemuk dengan bunga berbunga konsepnya memang hampir sama.

Contoh Menghitung Bunga Berbunga

Untuk contoh perhitungan bunga berbunga misalnya : Daffi akan menginvestasikan dana sebesar 5.000.000 dengan tingkat suku bunga yang diberikan sebesar 6% per tahun. Jika dana tersebut diinvestasikan dengan jangka waktu selama 2 tahun maka berapakah bunga serat modal akhir yang akan didapatkan oleh Daffi ?

Dari data tersebut diketahui :

  • P = 5.000.000
  • i = 6% per tahun
  • n = 2 tahun

Selanjutnya untuk perhitungan bunga berbunga akan kita bagi kedalam 2 jenis yaitu perhitungan dengan bunga langsung tahunan dan kedua menggunakan bunga bulanan. Untuk urutan perhitungan bunga berbunga mari kita bahas satu persatu.  

1. Contoh Compound Interest Bunga Tahunan

Jika akan dihitung langsung tahunan maka persentase tidak perlu dibagi dengan 12 dan untuk jangka waktu juga tentu langsung menggunakan angka 2. Perhitungan pertama mari kita lihat berapa jumlah bunga yang akan didapatkan dengan menggunakan metode ini. Urutan perhitungan bunga berbunga adalah sebagai berikut :

B = P x ((1+i)^n-1)

B = 5.000.000 x ((1+6%)^2-1)

B = 5.000.000 x ((1+0,06)^2-1)

B = 5.000.000 x ((1,06)^2-1)

B = 5.000.000 x (1,1236-1)

B = 5.000.000 x 0,1236

B = 618.000

Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah bunga yang akan didapatkan selama 2 tahun adalah sebesar 618.000. Jumlah bunga tersebut adalah bunga untuk 2 tahun secara penuh. Jika akan menghitung bunga hanya untuk 1 tahun saja maka silahkan ubah angka 2 diatas dengan angka 1. Mohon dicatat bahwa tanda caret (^) ini merupakan pengganti untuk pangkat. Kode ini biasa digunakan dalam Microsoft Excel.

Selanjutnya yang kedua mari kita hitung berapa modal akhir yang akan didapatkan setelah investasi selama 2 tahun. Urutan perhitungan untuk modal akhir adalah sebagai berikut :

A = P x (1+i)^n

A = 5.000.000 x (1+6%)^2

A = 5.000.000 x (1+0,06)^2

A = 5.000.000 x (1,06)^2

A = 5.000.000 x 1,1236

A = 5.618.000

Berdasarkan perhitungan yang kedua ini maka modal akhir atau uang yang akan didapatkan setelah 2 tahun adalah sebesar 5.618.000. Jumlah tersebut merupakan angka investasi awal dengan jumlah bunga yang sudah kita hitung pada contoh yang pertama.   

2. Contoh Compound Interest Bunga Bulanan

Selanjutnya contoh kedua kita akan menghitung jumlah bunga dengan jangka waktu bulanan. Pada prinsipnya cara ini sama dengan perhitungan diatas. Hanya saja bunga serta jangka waktu akan kita bagi dengan 12. Karena memang perhitungan akan kita lakukan dalam angka jumlah bulan.

Urutan perhitungan bunga berbunga bulanan pada contoh kedua adalah sebagai berikut :

B = P x ((1+i)^n-1)

B = 5.000.000 x ((1+6%/12)^24-1)

B = 5.000.000 x ((1+0,005)^24-1)

B = 5.000.000 x ((1,005)^24-1)

B = 5.000.000 x (1,12715977620539-1)

B = 5.000.000 x 0,12715977620539

B = 635.798,88

Dari perhitungan ini kita bisa mendapatkan bunga untuk bulan ke-24 yaitu sebesar 635.798,88. Perhitungan tersebut dilakukan untuk bulan ke-24 dan jika perhitungan bunga dilakukan untuk bulan ke-12 maka urutan perhitungan bunga berbunga adalah sebagai berikut :

B = P x ((1+i)^n-1)

B = 5.000.000 x ((1+6%/12)^12-1)

B = 5.000.000 x ((1+0,005)^12-1)

B = 5.000.000 x ((1,005)^12-1)

B = 5.000.000 x (1,0616778118645-1)

B = 5.000.000 x 0,0616778118645

B = 308.389,06

Hasil dari perhitungan yang kedua ini jumlah bunga yang akan didapatkan sebesar 308.389,06. Perbedaan perhitungan bunga pertama dan kedua ada pada jangka waktunya saja. Jangka waktu yang digunakan pada perhitungan pertama adalah 24 bulan atau 2 tahun sedangkan pada perhitungan kedua adalah 12 bulan atau 1 tahun.

Contoh berikutnya kita akan menghitung modal akhir tapi dengan jangka waktu bulanan. Urutan perhitungan modal akhir dengan jangka waktu bulanan adalah sebagai berikut :

A = P x (1+i)^n

A = 5.000.000 x (1+6%/12)^24

A = 5.000.000 x (1+0,005)^24

A = 5.000.000 x (1,005)^24

A = 5.000.000 x 1,12715977620539

A = 5.635.798,88

Berdasarkan perhitungan terakhir ini terlihat bahwa modal akhir yang akan didapatkan adalah sebesar 5.635.798,88. Tentu sama seperti pada contoh pertama bahwa angka tersebut merupakan jumlah dari simpanan atau investasi awal dengan bunga dengan jangka waktu selama 24 bulan.  

3. Tabel Perhitungan Bunga Berbunga

Untuk melengkapi perhitungan diatas kita akan membuat tabel bunga berbunga. Tabel bunga berbunga ini hanya akan dihitung untuk jangka waktu 24 bulan saja. Untuk perhitungan tahunan tidak akan dibuat karena terlalu pendek dan rasanya mudah untuk disusun.

Adapun tabel bunga berbunga dengan jumlah investasi 5.000.000 kemudian bunga 6% per tahun serta jangka waktu 2 tahun atau 24 bulan adalah sebagai berikut :

Tabel Bunga Berbunga

Berdasarkan tabel bunga berbunga tersebut terlihat bahwa jumlah modal akhir yang akan didapatkan adalah sebesar 5.635.798,88. Sedangkan bunga untuk bulan ke-12 adalah sebesar 308.389,06 sedangkan bunga untuk keseluruhan periode atau 24 bulan adalah sebesar 635.798,88. Mohon dicatat bahwa jumlah bunga yang akan didapatkan pada bulan ke-12 dan 24 merupakan bunga kumulatif atau bunga gabungan bukan hanya untuk bulan bulan tersebut saja.

 

Menghitung Bunga Berbunga Dalam Excel


Jika ingin menghitung bunga berbunga dengan cara yang lebih mudah silahkan gunakan Microsoft Excel. Dalam Excel kita bisa menghitung bunga berbunga dengan menggunakan 2 rumus. Rumus pertama adalah perkalian biasa dan kedua dengan menggunakan rumus FV.

Misalnya untuk menghitung bunga keseluruhan 24 bulan dengan menggunakan perkalian maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

=5000000*(1+(6%/12))^24-1

Selanjutnya contoh kedua misalnya kita akan menghitung modal akhir dengan menggunakan FV maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

=FV(6%/12;24;0;-5000000)

Perhitungan dalam Excel memang rasanya jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan urutan pada perhitungan diatas. Hanya saja memang untuk menghitung bunga berbunga dalam Excel kita perlu mengetahui rumus apa yang akan digunakan. Selengkapnya tentang menghitung bunga berbunga salam Excel selengkapnya silahkan kunjungi halaman berikut ini : https://www.adhwebsite.com.

 

Apakah Bunga Berbunga Ini Menguntungkan atau Merugikan ?


Jika sudah memahami bagaimana cara menghitung bunga berbunga maka mungkin akan muncul pertanyaan, apakah bunga berbunga ini menguntungkan atau justru akan merugikan ?

Konsep menguntungkan atau tidak khusus untuk bunga berbunga ini rasanya perlu kita lihat dari setidaknya 2 sisi. Pertama sisi kita sebagai peminjam dana dan kedua dari sisi kita sebagai Investor. Memang tidak tepat juga jika kita menyebut bunga berbunga ini merugikan karena ada juga sisi lain yang sangat menguntungkan untuk kita.

1. Bunga Berbunga Untuk Peminjam

Jika kita meminjam dana ke lembaga keuangan tentu kita akan dikenakan cicilan bunga. Metode perhitungan bunga pada pinjaman ini memang bermacam - macam. Sebut saja ada bunga tunggal, bunga floating, bunga efektif bahkan sampai dengan bunga anuitas.

Jika pinjaman tersebut menggunakan jenis bunga yang disebutkan diatas maka memang tidak akan merugikan peminjan. Konsep pada masing - masing bunga tersebut menggunakan bunga tunggal bukan bunga berbunga.

Tapi jika pinjaman yang akan kita ajukan menggunakan konsep bunga berbunga rasanya perlu untuk dipikirkan kembali. Karena bunga berbunga jelas akan merugikan kita sebagai peminjam. Contoh mudah yang tentu bisa kita cari informasinya lebih lanjut adalah pinjaman online. Mohon dicatat bahwa tidak semua pinjaman online juga menggunakan konsep bunga berbunga. Untuk itu pastikan kita mengetahui jenis suku bunga apa yang akan digunakan. Supaya tidak muncul kerugian bagi kita sebagai peminjam di kemudian hari. 

2. Bunga berbunga Untuk Investasi

Tapi sebaliknya jika bunga berbunga ini diterapkan pada sebuah Investasi maka tentu ini akan menjadi keuntungan bagi Investor. Ada beberapa jenis Investasi yang menggunakan konsep bunga berbunga. Jelas konsep ini akan memberikan keuntungan yang cukup besar.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari konsep bunga berbunga :

  • Mempercepat pertumbuhan investasi
  • Membantu mengatasi terjadinya inflasi
  • Mempercepat tujuan pencapaian keuangan
  • Sumber penghasilan pasif yang sangat menarik
  • Potensi keuntungan yang besar dari akumulasi bunga 

Selain keuntungan tentu ada beberapa kerugian jika menggunakan bunga berbunga :

  • Efektif dan cocok jika digunakan untuk jangka panjang saja
  • Kurang cocok untuk tujuan investasi atau simpanan jangka pendek
  • Naik utang yang tidak terkendali dalam waktu yang cukup singkat
  • Kemungkinan muncul kerugian jika diterapkan pada jenis pinjaman

Jadi, jika akan mengajukan pinjaman pastikan kita membuat simulasi cicilan supaya mengetahui jenis bunga apa yang digunakan. Jika memang menggunakan jenis bunga berbunga maka pastikan untuk menghindari pinjaman tersebut.


Penutup


Pada dasarnya konsep perhitungan bunga berbunga ini sangat mudah. Intinya hanya menambahkan bunga pada pokok simpanan baru kemudian dikalikan dengan persentase suku bunga. Konsep ini juga sebenarnya digunakan pada jenis bunga majemuk. Karena pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa bunga hanya dibagi kedalam 2 jenis yaitu bunga tunggal dengan bunga majemuk.

Pada kedua jenis bunga tersebut posisi dari bunga berbunga ada pada bunga majemuk. Untuk itu pastikan memahami konsep pada bunga majemuk supaya kita bisa lebih mudah memahami pembahasan tentang bunga berbunga.

 Ikuti Informasi Terbaru Kami di Google News