Piutang Dagang - Pada pembukuan khususnya Neraca pasti muncul satu akun yang disebut dengan Piutang Dagang.
Dalam prosesnya akun ini kadang hanya disebut Piutang saja, kadang disebut juga dengan Piutang Usaha atau kadang disebut Piutang Dagang.
Sebenarnya secara umum biasanya yang paling sering digunakan adalah Piutang Dagang dengan Piutang Usaha.
Secara umum memang penggunaan dua akun tersebut pada Laporan Keuangan khususnya Neraca berbeda - beda.
Karena dua akun tersebut memang digunakan pada perusahaan dengan aktifitas yang berbeda juga sehingga istilah pada akun yang digunakan tentu akan berbeda.
Dalam artikel ini kita akan bahas semua tentang akun ini termasuk jurnal serta beda antara Piutang Dagang dengan Piutang Usaha.
Definisi Piutang Dagang
Piutang Dagang adalah tagihan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli atas transaksi jual beli barang dengan cara kredit.
Biasanya pada Penjualan kredit ini telah memiliki kesepakatan antara penjual dengan pembeli terkait dengan kapan tanggal jatuh tempo dari masing - masing tagihan tersebut sesuai dengan tanggal transaksinya.
Baca Juga : Piutang Usaha : Pengertian, Jenis, Contoh, Jurnal dan Perbedaan Utang Dengan Piutang
Tanggal transaksi pada Piutang Dagang ini akan menjadi penting karena dasar perhitungan jatuh tempo dari sebuah Piutang Dagang akan mulai dihitung setelah tanggal transaksi terjadi.
Ada banyak jenis dari perhitungan jatuh tempo pada Piutang bisa 30 hari, 45 hari, 60 hari atau bisa juga hingga 90 hari.
Jumlah hari dari jatuh tempo tersebut tergantung kepada kesepakatan antara penjual dan pembeli sebelum terjadinya transaksi jual beli barang.
Beda Piutang Dagang Dengan Piutang Usaha
Tidak ada penjelasan secara detail terkait dengan perbedaan antara Piutang Usaha dengan Piutang Dagang.
Bahkan ada juga yang menyampaikan bahwa Piutang Dagang ini merupakan salah satu dari jenis Piutang Usaha.
Tapi sebaliknya ada juga yang menyampaikan bawa Piutang Usaha merupakan salah satu jenis dai Piutang Dagang.
Saya pribadi menyimpulkan bahwa memang untuk sebutan Piutang Dagang ini lebih mengacu kepada penjualan barang dengan cara kredit.
Sedangkan untuk Piutang Usaha jauh lebih umum karena mencakup seluruh transaksi yang memang dilakukan secara kredit baik untuk barang maupun jasa.
Jenis Piutang Dagang
Selanjutnya mari kita bahas tentang apa saja jenis dari Piutang Dagang yang biasa ditampilkan pada Laporan Keuangan.
Adapun jenis dari Piutang Dagang adalah sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Piutang Usaha adalah tagihan kepada pembeli barang atau jasa yang melakukan pembelian dengan cara kredit.
Biasanya jenis Piutang ini tidak memiliki kontrak yang secara tertulis memang resmi disepakati bersama.
Batasan tentang jatuh tempo dari masing - masing Piutang Usaha akan ditentukan dalam jumlah hari sesuai dengan kesepakatan.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih ini mirip dengan Piutang Usaha hanya saja biasanya untuk jenis Piutang ini janji secara formal dan tertulis terkait dengan kapan Piutang tersebut akan dibayarkan.
3. Piutang Lain - Lain
Untuk jenis yang terakhir ini memang kadang muncul juga pada Perusahaan dan tentu Piutang ini merupakan jenis Piutang diluar dari dua jenis yang sudah disebutkan diatas.
Jurnal Piutang Dagang
Dalam Laporan keuangan khususnya Neraca posisi dari Piutang Dagang ini akan disimpan dalam kelompok Aktiva Lancar.
Karena biasanya Piutang Dagang ini akan bisa dicairkan dalam waktu kurang dari 1 Tahun sehingga kelompoknya akan masuk kedalam kelompok tersebut.
Baca Juga : Contoh Membuat Laporan Aging Piutang Untuk Menampilkan Tagihan Jatuh Tempo
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa rata - rata jatuh tempo Piutang Dagang maksimal adalah 90 hari.
Jika memang ada yang lebih dari 90 hari biasanya ada perjanjian terlebih dahulu atau memang Customer tersebut memiliki kelebihan yang diutamakan oleh Perusahaan.
Sebelum menampilkan angka pada Neraca tentu kita harus membuat atau mencatat transaksi Penjualan Barang pada Jurnal terlebih dahulu.
Berikut ini adalah beberapa contoh pencatatan transaksi Penjualan Barang Dagang yang terkait dengan akun Piutang Dagang :
1. Jurnal Penjualan Barang Dagang
Untuk contoh yang pertama kita akan mencatat transaksi Penjualan Barang Dagang dan transaksi ini akan cukup banyak terjadi pada catatan Perusahaan.
Mohon diperhatikan bahwa transaksi yang di catat pada akun Piutang Dagang adalah transaksi Penjualan Barang Dagang dengan cara kredit saja.
Untuk contoh berikut ini transaksi yang akan digunakan :
- PT. A menjual barang dagang kepada PT. B sejumlah 8.750.000 dan PT. B akan membayar pembelian barang ini dengan cara kredit
- PT. A menjual barang dagang kepada PT. C dengan cara tunai sebesar 575.000
Berdasarkan contoh transaksi tersebut maka jurnal yang akan dibuat untuk transaksi yang pertama adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Piutang Dagang ( D ) | 8.750.000 | - |
Penjualan ( K ) | - | 8.750.000 |
Sedangkan untuk contoh transaksi yang kedua Jurnal yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Kas ( D ) | 8.750.000 | - |
Penjualan ( K ) | - | 8.750.000 |
Dari contoh jurnal diatas terlihat bahwa untuk transaksi pertama posisi Debet akan menggunakan akun Piutang Dagang karena transaksi penjualan barang dagang tersebut dilakukan dengan cara kredit.
Sedangkan untuk transaksi yang kedua akun yang digunakan adalah Kas karena penjualan barang dagang tersebut dilakukan dengan cara tunai.
Posisi penggunaan akun ini penting untuk dipahami karena jika posisi akun terbalik maka tentu kesalahan ini akan muncul sampai dengan Laporan Keuangan khususnya Neraca.
2. Jurnal Pembayaran Piutang Dagang Tunai
Selanjutnya yang kedua kita akan bahas akun apa saja yang digunakan jika Piutang Dagang atas Penjualan Barang yang dilakukan dengan cara kredit diatas telah dibayar oleh Pembeli.
Misalnya : PT. A menerima pembayaran Piutang Dagang atas Pembelian yang dilakukan oleh PT. B sebesar 8.750.000 dengan cara tunai
Berdasarkan contoh transaksi tersebut maka Jurnal yang dibuat oleh PT. A adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Kas ( D ) | 8.750.000 | - |
Piutang Dagang ( K ) | - | 8.750.000 |
Pembayaran Piutang Dagang diatas menggunakan akun Kas diposisi Debet karena pembayaran Piutang tersebut dilakukan dengan cara tunai.
Sedangkan pada posisi Kredit tentu saja akan menggunakan akun Piutang Dagang karena posisi Piutang Dagang pada transaksi pembayaran ini akan berkurang.
3. Jurnal Pembayaran Piutang Dagang Transfer
Selanjutnya contoh jurnal yang ketiga adalah jika pembayaran Piutang Dagang dilakukan dengan cara transfer bukan tunai.
Opsi ini bisa saja muncul karena biasanya selain dengan cara tunai tentu Piutang Dagang ini bisa dilakukan dengan cara yang lain.
Jika pembayaran Piutang Dagang diatas dilakukan dengan cara transfer maka jurnal yang dibuat oleh PT. A adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Bank ( D ) | 8.750.000 | - |
Piutang Dagang ( K ) | - | 8.750.000 |
Pada dasarnya perbedaan jurnal diatas hanya pada cara pembayaran Piutang Dagang yang dilakukan saja.
Pencatatan transaksi pada Jurnal ini bisa dilakukan dengan menggunakan Jurnal Umum dan bisa juga dengan menggunakan Jurnal Khusus.
Baca Juga : Jurnal Khusus : Pengertian, Jenis, Format dan Perbedaan Jurnal Umum dengan Jurnal Khusus
Pada contoh diatas pencatatan transaksi Piutang Dagang dilakukan dengan menggunakan Jurnal Umum.
Penutup
Pada dasarnya konsep dan pencatatan jurnal untuk Piutang Dagang ini tetap sama saja dengan Piutang Usaha.
Hanya saja tentu nama akun yang digunakan akan berbeda meskipun secara fungsi juga memang sedikit berbeda.
Lalu, apakah kita akan menggunakan Piutang Usaha atau Piutang Dagang pada akun Laporan Keuangan ?
Jika kegiatan perusahaan memang ada unsur jual beri khususnya barang rasanya akan lebih tepat menggunakan Piutang Dagang meskipun menggunakan Piutang Usaha juga tidak masalah.
Sedangkan jika kegiatan perusahaan bukan berupa jual beli barang maka rasanya akan lebih tepat menggunakan nama akun Piutang Usaha saja.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang Piutang Dagang dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.