Jurnal Piutang Dagang - Salah satu kegiatan pencatatan pada transaksi keuangan Perusahaan dan merupakan proses paling awal adalah Jurnal.
Pada proses pencatatan ini secara umum bisa dibagi kedalam dua jenis yaitu pencatatan transaksi keuangan kedalam Jurnal Umum atau Jurnal Khusus.
Kedua jenis Jurnal diatas memang akan dipilih salah satu, ada Perusahaan yang menggunakan Jurnal Umum dan ada juga Perusahaan yang menggunakan Jurnal Khusus.
Selanjutnya untuk mencatat transaksi Keuangan pada Jurnal tentu dibutuhkan akun dari masing - masing transaksi.
Transaksi tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya dan akan dicatat pada akun yang sama.
Akun tersebutlah yang nantinya akan ditampilkan pada Laporan Keuangan khususnya Neraca serta laba Rugi.
Salah satu dari banyak akuan pada Laporan Keuangan adalah akun Piutang Dagang yang akan dicatat pada kelompok Neraca.
Apa itu Piutang Dagang ?
Piutang Dagang adalah akun yang akan mencatat seluruh transaksi keuangan yang terkait dengan Penjualan barang dagang dengan cara kredit.
Baca Juga : Piutang Dagang : Definisi, Jenis, Contoh Jurnal dan Bedanya Dengan Piutang Usaha
Pada transaksi Penjualan dengan cara kredit ini juga biasanya ada beberapa jenis transaksi yang memang cukup bervariasi.
Ada Penjualan barang dagang tanpa PPN ada juga Penjualan barang dagang dengan PPN dan lain - lain.
Selanjutnya pada pembahasan ini kita akan melihat bagaimana cara mencatat transaksi tersebut baik kedalam Jurnal Umum maupun Jurnal khusus.
Pencatatan Piutang Dagang Pada Jurnal Umum
Jika memang transaksi Piutang Dagang atas Penjualan barang dagang dengan cara kredit ini akan dicatat pada Jurnal umum maka akan ada beberapa jenis transaksi sesuai dengan kelompok pada transaksinya tersebut.
Biasanya pada Penjualan barang dengan cara kredit ini memang akan muncul beberapa transaksi seperti Penjualan dengan PPN, Penjualan tanpa PPN, Penjualan dengan cara tunai dan lain - lain.
Selanjutnya untuk Jurnal yang terkait dengan Penjualan Barang Dagang pada pembahasan ini akan kita bagi menjadi dua bagian yaitu Jurnal untuk Penjualan Barang serta Jurnal untuk Pelunasan Piutang Dagang.
1. Penjualan Tanpa PPN
Secara umum memang setiap transaksi Penjualan Barang akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
Hanya saja pada kondisi tertentu kadang barang yang dijual memang tidak atau belum ditambahkan dengan PPN.
Jika memang transaksi Penjualan barang tersebut dilakukan dengan cara kredit dan belum dikenakan PPN maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Piutang Dagang ( D ) | 6.250.000 | - |
Penjualan ( K ) | - | 6.250.000 |
Seperti yang terlihat bahwa untuk transaksi Penjualan barang dengan cara kredit serta belum dikenakan PPN akun yang digunakan pada sisi Debet adalah Piutang Dagang dan pada sisi Kredit akun yang digunakan adalah Penjualan.
2. Penjualan Dengan PPN
Selanjutnya jika transaksi Penjualan Barang yang dilakukan sudah dibebankan PPN maka tentu Jurnal yang dicatat akan sedikit berbeda.
Perbedaan yang dimaksud adalah munculnya akun Pajak yang memang sudah muncul pada transaksi Penjualan Barang.
Adapun pencatatan transaksi Penjualan Barang dengan cara kredit pada Jurnal Umum dengan tambahan PPN adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Piutang Dagang ( D ) | 6.937.500 | - |
PPN Keluaran ( K ) | - | 687.500 |
Penjualan ( K ) | - | 6.250.000 |
Seperti yang terlihat pada contoh diatas bahwa untuk PPN akan dikelompokkan pada akun Pajak Keluaran.
Sedangkan untuk akun Piutang Dagang tetap ada pada posisi Debet serta akun Penjualan ada pada posisi Kredit.
3. Pelunasan Piutang Dagang Tunai
Transaksi Penjualan Kredit ini setelah mencapai jangka waktu harus segera dilunasi atau dibayar oleh pembeli.
Proses pembayaran Piutang ini tentu akan dicatat juga pada pembukuan melalui Jurnal.
Jenis pembayaran yang dilakukan oleh pembeli bisa dengan cara tunai, transfer hingga cek atau giro.
Baca Juga : Contoh Jurnal Pembayaran Utang Usaha Dengan Cara Tunai dan Transfer Bank
Jika proses pembayaran Piutang dilakukan dengan cara tunai maka Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Kas ( D ) | 6.250.000 | - |
Piutang Dagang ( K ) | - | 6.250.000 |
Seperti yang terlihat pada jurnal diatas bahwa untuk pelunasan Piutang dengan cara tunai akun yang digunakan pada sisi Debet adalah Kas.
Sedangkan akun yang digunakan pada posisi Kredit adalah Piutang karena memang pada proses pembayaran atau pelunasan posisi akun Piutang ini akan berkurang.
4. Pelunasan Piutang Dagang Transfer
Seperti yang disebutkan diatas bahwa cara pelunasan Piutang ini bisa dilakukan dengan cara tunai atau transfer.
Jurnal yang dibuat untuk kedua cara pelunasan Piutang tersebut tentu berbeda - beda.
Jika pelunasan Piutang dilakukan melalui transfer maka Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Bank ( D ) | 6.250.000 | - |
Piutang Dagang ( K ) | - | 6.250.000 |
Seperti yang terlihat pada contoh jurnal diatas bahwa jika pelunasan Piutang dilakukan dengan cara transfer maka pada posisi Debit akun yang akan digunakan adalah Bank.
Sedangkan pada sisi Kredit tetap akan menggunakan akun Piutang Dagang meskipun cara pelunasan Piutang bukan dilakukan dengan cara tunai.
5. Pelunasan Piutang Dagang Sebagian
Salah satu kondisi yang mungkin muncul adalah pembayaran Piutang tidak dilakukan seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Kondisi ini sebenarnya akan dicatat pada Jurnal dengan akun yang digunakan sama seperti pada pembahasan diatas.
Misalnya dari total Piutang sebesar 6.250.000 ternyata hanya baru dilunasi sebesar 5.000.000 saja.
Maka jurnal Pelunasan Piutang sebagian seperti contoh tersebut adalah sebagai berikut :
AKUN | DEBET | KREDIT |
---|---|---|
Kas / Bank ( D ) | 5.000.000 | - |
Piutang Dagang ( K ) | - | 5.000.000 |
Pada dasarnya pelunasan Piutang sebagian ini jurnalnya sama dengan pembayaran biasa atau pembayaran seluruhnya.
Hanya saja angka yang dicatat pada Jurnal tentu adalah angka sesuai dengan jumlah pembayaran bukan jumlah Piutang.
Untuk bentuk atau format dari jurnal umum bisa disesuaikan dengan format yang ditetapkan oleh perusahaan.
Meskipun memang untuk tampilan jurnal umum tidak akan jauh berbeda dengan yang dicontohkan diatas.
Pencatatan Piutang Dagang Pada Jurnal Khusus
Pencatatan transaksi Piutang selain bisa dicatat pada Jurnal Umum bisa juga dicatat pada Jurnal Khusus.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada jurnal khusus ini transaksi akan dicatat sesuai dengan jenis dari masing - masing transaksi yang akan dicatat.
Baca Juga : Jurnal Khusus : Pengertian, Jenis, Format dan Perbedaan Jurnal Umum dengan Jurnal Khusus
Jika memang akan menggunakan Jurnal Khusus pada proses pencatatan Piutang ini maka akan ada dua Jurnal Khusus yang akan dilibatkan.
Jurnal yang pertama adalah Jurnal Khusus Penjualan dan yang kedua adalah Jurnal Khusus Penerimaan Kas.
1. Jurnal Khusus Penjualan
Pada Laporan Keuangan jurnal khusus Penjualan ini digunakan untuk mencatat transaksi Penjualan Barang dengan cara kredit.
Karena proses transaksi yang dilakukan adalah dengan cara kredit maka secara otomatis dalam Jurnal Khusus Penjualan ini akan muncul akun Piutang atau Piutang Usaha.
Jika contoh transaksi diatas dicatat pada Jurnal khusus Penjualan maka tampilan dari jurnalnya adalah sebagai berikut :
Seperti yang terlihat pada contoh diatas bahwa posisi akun yang digunakan akan tetap sama dengan Jurnal Umum yaitu posisi Debet adalah Piutang Dagang serta posisi Kredit adalah Penjualan.
Hanya saja posisi dari akun sudah dibuatkan dalam bentuk kolom secara langsung bukan jurnal satu persatu.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Selanjutnya jurnal khusus yang kedua dan terkait dengan Piutang adalah Jurnal Penerimaan Kas.
Jurnal khusus ini digunakan untuk mencatat transaksi Penjualan Barang yang dilakukan dengan cara tunai.
Misalnya transaksi Penjualan Barang diatas dilakukan dengan cara tunai serta pelunasan Piutang juga dilakukan dengan cara tunai maka Jurnal Khusus yang dibuat adalah sebagai berikut :
Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa penggunaan akun pada jurnal khusus tetap sama yaitu Piutang, Penjualan serta Kas.
Hanya saja pada Jurnal Khusus akun - akun tersebut langsung dibuatkan kolom tersendiri masing - masing.
Karena memang perbedaan yang paling mendasar antara jurnal umum dengan jurnal khusus ada pada posisi kolom tersebut.
Pada jurnal umum format pencatatan hanya akan dilakukan satu bentuk saja untuk seluruh transaksi.
Sedangkan pada jurnal khusus format akan dikelompokkan kedalam beberapa bentuk sesuai dengan jenis transaksinya.
Penutup
Pada dasarnya akun yang digunakan terkait dengan Piutang adalah Penjualan, Piutang Dagang serta Kas atau Bak.
Adapun urutan dan posisi pada Jurnal adalah sebagai berikut :
- Transaksi Penjualan : Debet Piutang Usaha dan Kredit Penjualan
- Transaksi Pelunasan Piutang Usaha Tunai : Debet Kas dan Kredit Piutang Usaha
- Transaksi Pelunasan Piutang Usaha Transfer : Debet Bank dan Kredit Piutang Usaha
Dari rincian tersebut khusus untuk akun Piutang jika bertambah posisinya akan ada pada sisi Debet dan sebaliknya jika berkurang maka posisinya ada pada sisi Kredit.
Posisi pada Jurnal tersebut jangan sampai terbalik karena jika terbalik akan mengakibatkan kesalahan pada saldo akhir.
Khusus untuk pelunasan tagihan atas Penjualan Kredit yang belum atau tidak dilunasi sepenuhnya memang junalnya sama dengan pelunasan biasa.
Perbedaan yang paling mendasar nantinya ada pada posisi saldo akhir dari akun yang bersangkutan.
Perubahan saldo tersebut posisinya ada dibagian Buku Besar selain pada Buku Besar angka atau jumlah saldo akhir dari akun ini ada pada Buku Besar Pembantu.
Angka dari Buku Besar tersebutlah yang nantinya akan ditampilkan pada Laporan Keuangan khususnya Neraca.
Biasanya untuk melakukan pengecekan terhadap saldo akhir bulan akan dilakukan pengecekan secara fisik dengan faktur.
Angka atau jumlah pada Laporan Keuangan biasa saja terkoreksi sehingga kita harus mencari dimana posisi selisih pada angka jika memang muncul pada hasil pengecekan tersebut.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang jurnal Piutang Dagang dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.