Jurnal Retur Pembelian : Pengertian dan Contoh Jurnalnya Pada Laporan Keuangan

Jurnal Retur Pembelian - Salah satu transaksi yang akan muncul meskipun tidak sering dan terkait dengan pembelian adalah retur.

Retur ini tentu harus juga dicatat pada Jurnal supaya angka tersebut muncul pada Laporan Keuangan.

Selain itu angka ini juga diperlukan untuk mengurangi jumlah stok barang yang memang secara fisik dikembalikan kepada Vendor.

Pada artikel ini kita akan bahas bagaimana cara mencatat retur Pembelian secara khusus kita akan sebut dengan Jurnal Retur Pembelian.


Pengertian dan Contoh Jurnal Retur Pembelian Pada Laporan Keuangan


Pencatatan retur pada Jurnal ini memang akan cukup berbeda - beda karena jurnal retur pembelian ini akan tergantung kepada metode pencatatan persediaan barang yang digunakan.


Jurnal Retur Pembelian- firstfin.web.id


Konsep pencatatan pada retur ini juga akan tergantung kepada PPN yang  dibebankan atau tidak.

Untuk itu kita akan bahas beberapa kondisi terkait dengan Jurnal Retur Pembelian tapi sebelum itu apakah sudah mengetahui apa itu retur Pembelian ?


1. Pengertian Retur Pembelian


Retur Pembelian adalah pengembalian barang dari Pembeli kepada Penjual karena alasan tertentu yang secara spesifik akan disampaikan kepada Penjual.

Alasan munculnya retur pembelian barang ini misalnya barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi atau bisa juga barang yang dikirim dalam kondisi rusak.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa retur ini adalah pengembalian barang yang sudah dibeli.

Ini artinya pada pencatatan Laporan Keuangan akan ada beberapa akun yang terkait dengan retur Pembelian.

Akun yang akan terkait dengan retur tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pembelian
  2. Stok Barang / Persediaan Barang
  3. Utang Usaha
  4. PPN ( Pajak Pertambahan Nilai )

Keempat akun diatas akan muncul pada saat proses retur dicatat pada Jurnal baik Jurnal Umum maupun Jurnal Khusus.


Baca Juga : Jurnal Khusus : Pengertian, Jenis, Format dan Perbedaan Jurnal Umum dengan Jurnal Khusus


Seperti yang sudah kita bahas pada artikel sebelumnya bahwa Jurnal pada Laporan Keuangan dibagi kedalam dua jenis.

Kedua jenis Jurnal tersebut adalah Jurnal Umum serta Jurnal Khusus yang tentu saja Retur Pembelian akan juga dicatat pada salah satu Jurnal tersebut.


2. Contoh Jurnal Retur Pembelian


Pada Perusahaan apabila terjadi retur Pembelian barang maka transaksi tersebut akan dicatat pada Jurnal Umum.

Retur Pembelian yang dicatat dalam Jurnal Umum tersebut secara otomatis akan mengurangi saldo Utang Usaha serta Pembelian Barang.

Untuk contoh berikut ini transaksi yang akan kita gunakan :

PT. ABC membeli barang kepada CV.FGH sejumlah 2.750.000 dengan cara kredit pada tanggal 1 Juli 2023

Tanggal 10 Juli 2023 PT. ABC mengembalikan barang kepada CV. FGH karena rusak sebesar 875.000

Dari dua transaksi tersebut diatas maka pencatatan Jurnal yang dilakukan oleh PT. ABC adalah sebagai berikut :

Pada saat Pembelian Barang Jurnal yang dicatat PT. ABC adalah :


Pembelian ( D ) ----------- 2.750.000

        Utang Usaha ( K ) -------------- 2.750.000


Selanjutnya jurnal retur pembelian yang dibuat oleh PT. ABC pada tanggal 10 Juli 2023 adalah sebagai berikut :


Utang Usaha ( D ) ----------- 875.000

        Retur Pembelian ( K ) -------------- 875.000


Seperti yang terlihat pada contoh Jurnal Retur Pembelian diatas bahwa intinya retur ini akan mengurangi angka Pembelian serta akan mengurangi angka Utang Usaha.

Karena memang retur ini akan mengembalikan barang yang dibeli seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Pengurangan angka Pembelian memang tidak secara langsung dilakukan tapi nanti pada Laporan Rugi Laba tentu saja angka retur ini akan mengurangi pembelian.


3. Contoh Jurnal Retur Pembelian Metode Perpetual


Pada prosesnya pencatatan pembelian barang ini akan dibagi kedalam dua metode yaitu metode Perpetual dan metode Periodik.

Kedua jenis metode diatas akan sangat berpengaruh terhadap pencatatan Retur Pembelian barang dagang.

Karena memang perhitungan stok barang pada dua metode diatas berbeda - beda.

Pada metode Perpetual penghitungan stok barang akan langsung dilakukan pada saat barang tersebut masuk ke gudang.

Pada metode ini saat kita membeli barang maka akan otomatis dicatat pada Persediaan Barang Dagang bukan pada akun Pembelian.

Misalnya kita gunakan contoh transaksi diatas maka Jurnal Pembelian Barang yang dicatat oleh PT.ABC pada tanggal 1 Juli 2023 adalah sebagai berikut :


Persediaan Barang Dagang ( D ) ----------- 2.750.000

        Utang Usaha ( K ) ----------------------------------- 2.750.000


Seperti yang terlihat pada Jurnal Pembelian diatas bahwa akun yang digunakan langsung kedalam akun Persediaan Barang Dagang.

Sehingga Jurnal Retur Pembelian yang dilakukan pada tanggal 10 Juli 2023 adalah sebagai berikut :


Utang Usaha ( D ) ----------- 875.000

        Persediaan Barang Dagang ( K ) -- 875.000


Dari dua contoh diatas sangat terlihat perbedaan Jurnal pada metode Perpetual ini karena memang terpengaruh dengan Jurnal Pembelian Barang.


4. Contoh Jurnal Retur Pembelian Metode Periodik


Untuk pembahasan selanjutnya kita akan melihat Jurnal Retur Pembelian jika metode yang digunakan adalah Periodik.

Pada metode ini pembelian barang dagang akan dicatat pada akun Pembelian seperti pada contoh diatas.

Pada metode ini maka untuk mencatat Jurnal Retur Pembelian kita akan buatkan akun tersendiri.

Akun ini selanjutnya akan digunakan untuk mengurangi angka pembelian barang pada proses perhitungan HPP pada Laporan Laba Rugi.

Jurnal yang dicatat pada metode Periodik ini sebenarnya sama dengan contoh yang pertama diatas.

Tapi supaya lebih jelas mari kita catat kembali jurnal retur Pembelian diatas dan bedakan dengan metode Perpetual.

Dengan menggunakan contoh yang sama diatas maka Jurnal Pembelian yang dibuat oleh PT.ABC pada tanggal 1 Juli 2023 adalah sebagai berikut :


Pembelian ( D ) ----------- 2.750.000

        Utang Usaha ( K ) -------------- 2.750.000


Selanjutnya Jurnal Retur Pembelian yang dibuat terkait dengan transaksi tersebut diatas pada tanggal 10 Juli 2023 adalah sebagai berikut :


Utang Usaha ( D ) ----------- 875.000

        Retur Pembelian ( K ) -------------- 875.000


Seperti yang sudah disebutkan bahwa proses pencatatan Jurnal Retur Pembelian pada metode ini sama persis degan contoh yang pertama.


5. Jurnal Retur Pembelian Dengan PPN


Salah satu unsur yang ditambahkan pada Pembelian adalah PPn atau Pajak Pertambahan Nilai.

Tentu munculnya PPn pada Jurnal Pembelian ini juga akan mempengaruhi pencatatan Jurnal Retur Pembelian.

Lalu, bagaimana Jurnal Retur Pembelian dengan PPn tersebut ?

Pada dasarnya untuk Pembelian dengan PPn ini jika terjadi retur kita hanya perlu memotong Pajaknya saja.

Untuk contoh misalnya transaksi yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut :

Tanggal 1 Juli : PT.ABC membeli barang dengan harga 2.000.000 dengan tambahan PPN 11%

Tanggal 10 Juli : PT.ABC mengembalikan barang atas pembelian diatas sebesar 250.000

Dari transaksi diatas jika sudah menambahkan PPN maka Jurnal Pembelian yang dibuat pada tanggal 1 Juli adalah sebagai berikut :


Pembelian ( D ) ----------- 2.000.000

PPN Masukan ( D ) ------- 220.000

        Utang Usaha ( K ) -------------- 2.220.000


Selanjutnya Jurnal Retur Pembelian dengan PPn yang dibuat pada tanggal 10 Juli adalah sebagai berikut :


Utang Usaha ( D ) ----------- 277.500

        Retur Pembelian ( K ) -------------- 250.000

        PPN Masukan ( K ) ------------------ 27.500


Seperti yang terlihat pada contoh diatas bahwa PPN akan disertakan pada Jurnal Pembelian serta Jurnal Retur Pembelian.

Konsepnya tetap sama dengan penambahan serta pengurangan pada Pembelian diatas.


6. Pencatatan Retur Pembelian Pada Jurnal Khusus


Jika membahas pencatatan Jurnal maka metode yang digunakan ada dua jenis Jurnal.

Jurnal yang pertama adalah Jurnal Umum dan jurnal yang kedua adalah Jurnal Khusus.

Pada contoh jurnal diatas metode pencatatan yang digunakan adalah dengan menggunakan Jurnal Umum.

Lalu, bagaimana jika kita menggunakan metode Jurnal Khusus pada pencatatan jurnal ?

Sebenarnya pencatatan Jurnal Retur Pembelian pada Jurnal Khusus ini konsepnya sama dengan contoh diatas.


Baca Juga : Pahami Pengertian, Format, dan Contoh Jurnal Pembelian Sebelum Membuatnya


Karena pada metode Jurnal Khusus tersebut juga tetap akan menggunakan Jurnal Umum sebagai tambahan.

Biasanya untuk transaksi yang tidak bisa dicatat pada Jurnal Khusus maka akan dicatat pada Jurnal Umum.

Pada metode Jurnal Khusus tersebut akan ditambahkan Jurnal Umum karena memang tidak semua transaksi bisa dicatat pada Jurnal Khusus.


7. Penutup


Dari contoh dan pembahasan diatas intinya sebenarnya untuk Retur Pembelian ini akan dicatat pada sisi Kredit.

Karena memang retur Pembelian barang ini merupakan kebalikan dari akun Pembelian yang secara default akan ada pada posisi Debet.

Setiap ada retur Pembelian maka jumlah stok barang akan dikurangi sehingga ini dampaknya akan muncul pengurangan pada stok barang dan harga pokoknya.

Penambahan PPN pada retur Pembelian Barang juga konsepnya kurang lebih sama dengan penerapan pada Pembelian.

Itulah pembahasan kita kali ini tentang jurnal retur Pembelian dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.

 Ikuti Informasi Terbaru Kami di Google News