Jurnal Penghapusan Piutang - Dalam kondisi tertentu kadang ada Piutang yang memang tidak bisa terbayar oleh Pelanggan.
Tentu untuk kondisi ini pada Laporan Keuangan khususnya Piutang harus dibuatkan jurnal untuk penyesuaian.
Jurnal Penyesuaian untuk Penghapusan Piutang sering disebut dengan Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih.
Dalam artikel ini kita akan bahas tentang bagaimana cara menyusun jurnal penghapusan Piutang pada Laporan Keuangan.
Menyusun Jurnal Penghapusan Piutang Pada Laporan Keuangan
Seperti yang disebutkan di atas bahwa dalam prosesnya kadang ada Piutang yang tidak bisa dibayarkan atau gagal tertagih.
Perlakuan terhadap Piutang tak tertagih tersebut pada Laporan Keuangan adalah dengan cara membuat jurnal penyesuaian Piutang tak tertagih atau Jurnal Penghapusan Piutang.
Lalu, apa itu yang dimaksud dengan Piutang Tak Tertagih ?
Piutang tak tertagih adalah hutang kepada Perusahaan atas transaksi Penjualan baik barang maupun jasa dengan cara kredit tetapi jumlah tersebut tidak bisa dibayarkan oleh Pelanggan yang bersangkutan.
Baca Juga : Piutang Usaha : Pengertian, Jenis, Contoh, Jurnal dan Perbedaan Utang Dengan Piutang
Atas kondisi tersebut maka pada Laporan Keuangan akan dibuat jurnal penghapusan Piutang.
Pada prosesnya untuk membuat jurnal penghapusan Piutang ini terdapat dua metode yang biasa digunakan.
Adapun kedua metode tersebut adalah sebagai berikut :
- Metode Langsung atau Direct Method
- Metode Cadangan atau Allowance Method
Untuk contoh kasus serta jurnal penghapusan Piutang dari kedua metode di atas mari kita bahas satu persatu.
1. Jurnal Penghapusan Piutang Metode Langsung
Metode Langsung atau Direct Method pada Penghapusan Piutang adalah metode penghapusan piutang pada pembukuan yang hanya akan dibuat setelah Piutang memang tidak dapat tertagih.
Jika Piutang masih ada kemungkinan untuk dibayarkan maka jurnal penghapusan Piutang dengan metode ini baru akan dibuat.
Selanjutnya beban atas Penghapusan Piutang ini akan dicatat dan dibebankan pada akun Kerugian Piutang.
Dengan kata lain untuk menampung angka atas Penghapusan Piutang tersebut akan dibuat akun pada kelompok biaya dan biasanya namanya adalah Biaya Penghapusan Piutang.
Untuk contoh misalnya : Debitur A memiliki Hutang pada PT. Firstfin.web.id sebesar 2.750.000 dan pada akhir Bulan Juli 2023 Debitur A ini oleh Perusahaan dinyatakan tutup dan tidak bisa membayar jumlah Piutang tersebut.
Berdasarkan contoh di atas maka jurnal penghapusan Piutang yang akan kita buat adalah sebagai berikut :
Biaya Penghapusan Piutang ( D ) ---- 2.750.000
Piutang Dagang ( K ) ---------------------- 2.750.000
Dengan menggunakan jurnal penghapusan Piutang di atas maka saldo Piutang akan otomatis dihilangkan.
Hanya saja memang atas munculnya Piutang tak tertagih di atas maka ini akan dibebankan kepada Perusahaan serta mengurangi keuntungan pada bulan yang bersangkutan.
Karena posisi dari Biaya Penghapusan Piutang ini akan ditempatkan pada Laporan Laba Rugi bulan berjalan.
Pada penjelasan di atas disebutkan bahwa seharusnya jurnal ini dibuat jika memang Debitur sudah benar - benar tidak bisa dibayarkan.
Tetapi jika memang ternyata Debitur A ini justru bisa melunasi Piutangya pada hari tertentu maka kita harus buatkan Jurnal.
Atas pembayaran kembali Piutang tak tertagih tersebut maka ada dua jurnal yang harus kita buat.
Jurnal yang pertama adalah untuk pencatatan kembali Piutang yang sebelumnya sudah dihapus.
Adapun jurnal yang dibuat untuk mengakui kembali Piutang tersebut adalah sebagai berikut :
Piutang Dagang ( D ) ---- 2.750.000
Biaya Penghapusan Piutang ( K ) ------------ 2.750.000
Selanjutnya untuk pembayaran Piutang yang telah dilakukan oleh Debitur A akan dicatat pada Buku Kas atau Buku Bank.
Adapun jurnal yang dibuat atas penerimaan pembayaran Piutang tak tertagih tersebut adalah sebagai berikut :
Kas / Bank ( D ) ---- 2.750.000
Piutang Dagang ( K ) ------------ 2.750.000
Untuk jurnal penerimaan pelunasan Piutang tak tertagih akan dicatat pada penerimaan Kas jika caranya tunai dan akan dicatat pada penerimaan Bank jika caranya adalah transfer.
Seperti yang terlihat pada contoh diatas bahwa untuk jurnal Pelunasan Piutang atas Piutang tak tertagih tetap sama seperti jurnal Pelunasan Piutang yang sudah kita bahas sebelumnya.
Baca Juga : Jurnal Piutang : Membuat Jurnal Piutang Usaha Dari Penerimaan Kas & Bank
Hanya saja memang prosesnya terlebih dahulu harus dibuat pengakuan kembali atas Piutang yang sebelumnya sudah dihapus.
2. Jurnal Penghapusan Piutang Metode Cadangan
Selanjutnya metode penghapusan Piutang yang kedua adalah metode cadangan atau Allowance Method.
Berbeda dengan metode langsung, pada metode yang kedua ini Piutang akan dipisahkan terlebih dahulu ke dalam Cadangan Kerugian Piutang.
Cadangan Kerugian Piutang ini biasanya akan dihitung berdasarkan persentase tertentu dari masing - masing Pelanggan.
Pada metode cadangan Perusahaan akan membuat perkiraan cadangan Piutang tak tertagih.
Jika memang cadangan atas Piutang tersebut sudah tidak bisa ditagihkan maka ini akan dibuatkan Jurnal Penghapusan Piutang.
Untuk contoh misalnya : PT.firstfin.web.id memiliki saldo Piutang pada akhir periode sebesar 352.735.428. Dari saldo tersebut akan dibuatkan cadangan kerugian Piutang sebesar 5%.
Pada periode selanjutnya Debitur A tidak bisa melunasi hutangnya dan dinyatakan pailit dengan jumlah sebesar 8.750.000.
Berdasarkan contoh di atas maka jurnal pertama yang harus kita buat adalah cadangan kerugian Piutang.
Adapun jurnal cadangan kerugian Piutang tersebut adalah sebagai berikut :
Biaya Penghapusan Piutang ( D ) ---- 17.636.771
Cadangan Kerugian Piutang ( K ) ---------- 17.636.771
Selanjutnya pada saat Debitur A sudah benar - benar tidak bisa melunasi hutangnya maka jurnal yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Cadangan Kerugian Piutang ( D ) ---- 8.750.000
Piutang Dagang ( K ) ------------------------ 8.750.000
Jika ternyata pada periode tertentu Debitur A ini bisa melunasi hutangnya maka jurnal yang dibuat adalah pengakuan kembali Piutang Debitur A.
Jurnal Piutang yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
Piutang Dagang ( D ) ---- 8.750.000
Cadangan Kerugian Piutang ( K ) --- 8.750.000
Selanjutnya jurnal yang terakhir yang harus dibuat adalah untuk Pelunasan Piutang Debitur A yang dibuat pada Buku Kas atau Buku Bank.
Jurnal Pelunasan Piutang Debitur A adalah sebagai berikut :
Kas / Bank ( D ) ---- 8.750.000
Piutang Dagang ( K ) ------------ 8.750.000
Dari contoh yang kedua ini memang metode Cadangan ini sangat berbeda dengan metode langsung.
Karena memang pada metode yang kedua ini sejak awal sudah dibentuk atau dicadangkan sejumlah angka untuk Piutang Tak Tertagih.
3. Kesimpulan
Pada prinsipnya kedua metode di atas dapat dijalankan oleh Perusahaan baik menggunakan metode langsung atau dengan metode cadangan.
Perbedaan yang paling mendasar adalah pada tampilan Laba Rugi Laporan Keuangan.
Untuk metode langsung memang Biaya Kerugian Piutang hanya akan muncul sekali - sekali saja sesuai dengan terjadinya Piutang Tidak Tertagih.
Sedangkan pada metode Cadangan justru Biaya Kerugian atas Piutang Tak Tertagih benar - benar hanya akan muncul satu kali saja.
Kecuali jika ada perubahan pada jumlah Cadangan Kerugian Piutang maka akan dibuatkan jurnal tambahan.
Selanjutnya pada metode Cadangan jika terjadi pembayaran dari Debitur yang sudah dinyatakan tak tertagih tidak akan menyertakan akun Laba Rugi atau biaya.
Jadi, silakan pertimbangkan kira - kira metode mana yang akan digunakan untuk menyusun jurnal penghapusan Piutang pada Perusahaan.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang cara menyusun jurnal penghapusan Piutang pada Laporan Keuangan dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.