Laporan Piutang - Salah satu data yang cukup penting dan pasti akan ditampilkan pada Laporan Piutang adalah Nomor Faktur.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada Laporan Piutang atau mungkin biasa disebut juga dengan Aging Piutang akan ditampilkan mutasi.
Mutasi inilah yang akan cukup menentukan saldo akhir Piutang setiap Faktur yang akan ditampilkan.
Lalu, dari mana sumber data mutasi Piutang tersebut ?
Dalam artikel ini kita akan bahas salah satu sumber mutasi untuk Laporan Piutang seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Menggunakan Daftar Faktur Untuk Laporan Piutang
Faktur atau Faktur Penjualan adalah bukti transaksi atas penjualan barang yang berisi informasi terkait dengan jumlah barang, harga, jumlah yang ditagihkan serta alamat penagihan.
Jika pengertian di atas dihubungkan dengan Laporan Piutang maka Faktur ini adalah dokumen transaksi yang akan menampilkan jumlah tagihan atau Piutang sesuai dengan transaksi penjualan.
Biasanya faktur ini pada Laporan Piutang akan ditampilkan pada kolom mutasi sebagai penambah dari jumlah piutang pada bulan berjalan.
Untuk memudahkan kita dalam pembuatan Laporan Piutang biasanya Faktur ini akan dibuatkan daftar dan daftar Faktur inilah yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pada pembuatan Laporan Piutang.
Baca Juga : Contoh Laporan Mutasi Piutang Berdasarkan Penerimaan Kas dan Bank
Berikut ini adalah contoh daftar Faktur yang akan digunakan pada Laporan Piutang atau Aging Piutang :
Seperti yang terlihat pada contoh di atas bahwa intinya daftar Faktur ini adalah laporan yang memuat seluruh informasi terkait dengan Penjualan atau Faktur.
Pada laporan Piutang posisi dari Daftar Faktur ini akan ditempatkan pada mutasi yang menambah Piutang.
Jika memang Faktur Penjualan tersebut dilakukan dengan cara tunai atau langsung dibayar maka jumlah pembayaran akan ditempatkan pada mutasi pembayaran.
Tapi biasanya jumlah pembayaran pada kolom mutasi ini diambil dari Buku Kas atau Buku Bank bukan dari Daftar Faktur.
Pengambilan sumber pembayaran tersebut dari Buku Kas atau Buku Bank tujuannya adalah untuk melakukan pengecekan terhadap saldo akhir Faktur.
Karena jika ada pembayaran pada Daftar Faktur tetapi pembayaran tersebut tidak ikut diinput kedalam Kas atau Bank maka saldo akhir Piutang tidak akan sesuai dengan yang seharusnya.
Kondisi tersebut tentu akan mempermudah kita dalam melakukan pengecekan apakah seluruh pembayaran dari Faktur sudah diinput pada Kas atau terlewat.
Jika terjadi selisih antara Piutang dengan data yang kita miliki maka hampir bisa diapstikan kondisi tersebut disebabkan karena pembayaran belum diinput.
Jika pembayaran pada Faktur tersebut dilakukan secara tunai maka tentu posisinya ada pada Buku Kas.
Sedangkan jika pembayaran pada Faktur tersebut justru dilakukan dengan cara non tunai maka posisinya ada pada Kas Bank.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang daftar faktur untuk laporan Piutang dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.