Contoh Laporan Aging Piutang - Piutang merupakan salah satu laporan yang akan wajib untuk dibuat pada sebuah Perusahaan.
Bagian penting yang harus ditampilkan pada Laporan Piutang adalah jumlah hari dari Piutang atau tagihan tersebut.
Terkait dengan jumlah hari pada piutang atau tagihan laporan untuk bagian ini sering disebut dengan Aging Piutang.
Dalam artikel ini kita akan bahas tentang bagaimana cara membuat laporan Aging Piutang yang tentu saja berdasarkan jumlah hari dari masing - masing tagihan tersebut.
Contoh Membuat Laporan Aging Piutang
Laporan Aging Piutang adalah laporan yang mengklasifikasikan tagihan atau piutang berdasarkan jumlah hari dari masing - masing tagihan tersebut.
Tujuan dari dibuatkannya laporan Aging Piutang adalah untuk mengatur aliran kas atau cashflow tetap pada posisi angka yang positif.
Karena keseimbangan sebuah aliran Kas akan sangat tergantung kepada penerimaan dan salah satu unsur penerimaan yang paling besar jumlahnya adalah piutang atau tagihan.
Dalam prosesnya untuk Laporan Aging Piutang ini biasanya akan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jumlah hari.
Misalnya kelompok pertama adalah jumlah hari 0 - 30, kedua 31 - 60, ketiga 61 - 90 dan terakhir lebih dari 90 hari.
Konsep pembagian pada jumlah hari ini secara prinsip sebenarnya bisa kita ubah sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kata lain pembagian kelompok hari pada Laporan Aging Piutang sifatnya memang tidak baku dan boleh untuk diubah.
Untuk contoh laporan Aging Piutang silahkan perhatikan gambar berikut ini :
Dalam contoh laporan Aging Piutang diatas kita sudah bagi piutang sesuai dengan jumlah hari beredarnya.
Adapun konsep pembagian jumlah hari pada laporan Aging Piutang tersebut kita akan coba bahas satu persatu.
1. Kolom Umur Piutang
Pada kolom ini kita akan isi dengan jumlah hari beredarnya dari masing - masing Faktur pada tagihan atau AR.
Untuk contoh misalnya faktur adalah 15 Feb 2018 dan tanggal hari ini atau tanggal dibuatkan laporan aging Piutang adalah tanggal 31 Mei 2018.
Maka selanjutnya kita akan mengurangi tanggal 31 Mei 2018 dengan tanggal 15 Feb 2018 dan hasil yang akan muncul adalah 105 Hari.
Ini artinya faktur atau tagihan tersebut sudah beredar sejak tanggal 15 Feb 2018 dengan jumlah hari sampai dengan bulan Mei adalah 105 Hari.
2. Kolom 0 - 30 Hari
Kolom ini akan diisi dengan Faktur dengan jumlah hari beredarnya adalah antara 0 Hari sampai dengan 30 Hari.
Angka untuk jumlah hari tentu saja akan diambil dari kolom Umur Piutang yang terlebih dahulu sudah kita hitung.
3. Kolom 31 - 60 Hari
Pada prinsipnya kolom ini sama dengan kolom 0 - 30 Hari yaitu akan diisi dengan Faktur atau tagihan berdasarkan jumlah hari pada kolom Umur Piutang.
Hanya saja jumlah hari faktur yang akan dicatat pada kolom ini adalah antara 31 Hari sampai dengan 60 Hari.
4. Kolom 61 - 90 Hari
Kolom inipun akan diisi dengan faktur atau tagihan berdasarkan jumlah hari beredarnya.
Adapun jumlah hari yang akan dihitung atau dikelompokkan pada bagian ini adalah antara 61 - 90 Hari.
Biasanya untuk kolom Piutang atau AR pada bagian sudah mulai diperhatikan secara detail karena umur Piutang 60 Hari biasanya harusnya sudah diselesaikan atau sudah dibayarkan.
5. Kolom >90 Hari
Kolom yang terakhir ini digunakan untuk mencatat AR atau Piutang dengan jumlah hari sudah ada diatas 90 Hari.
Kategori ini biasanya sudah termasuk pada kategori Faktur macet dan kelompok ini tentu akan menjadi kelompok dalam pengawasan bagian penagihan.
Dari pembahasan diatas terlihat bahwa sebenarnya membuat Laporan Aging Piutang ini sangat mudah.
Karena kita hanya cukup menghitung jumlah hari dari beredarnya Faktur atau Tagihan kemudian mengelompokannya berdasarkan jumlah hari tersebut.
Hanya saja memang penghitungan jumlah hari dan kelompoknya cukup merepotkan karena harus dilakukan satu per satu.
Jika tidak ingin melakukannya satu persatu silahkan gunakan bantuan aplikasi misalnya menggunakan Microsoft Excel.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang contoh membuat laporan aging Piutang dan semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.